Menjadi YouTuber itu biasa, yang luar biasa adalah desa YouTuber . Mengapa karena kisah sebuah desa di Kabupaten Bondowoso Jawa Timur yang menjadi desa YouTuber yang bisa menjadikan mereka sukses membangun desa. Para pemuda di sana tidak lagi perlu ke kota untuk mencari pekerjaan, tetapi sudah dengan menjadi Youtuber sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka secara lebih layak secara ekonomi.
Hasil kerja keras sebuah desa yang tadinya belum berkembang tersebut untuk merintis menjadi desa YouTuber itulah yang perlu dicontoh. Karena dengan dengan membuat konten Youtube mereka bisa membeli rumah, memlunasi hutang, membeli mobil dan sepeda motor keluaran terbaru
Desa YouTuber menurut penuturan seorang ahli teknologi informasi (IT) adalah berawal dari program Desa Go Digital. Dimana berkembang menjadi desa YoutTuber tersebut. Desa Go Digital membutuhkan waktu untuk berkembang sekitar 2-3 tahun untuk menjadi desa YouTuber.
Oleh karena itu selain desa wisata yang selama pandemi covid-19 menjadi lesu atau matisuri karena adanya pembatasan mobilitas masyarakat oleh pemerintah dengan adanya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terus menerus yang entah sampai kapan berakhir.
Maka desa Go Digital adalah alternatif yang bisa dilakukan oleh banyak desa di Indonesia. Karena dengan sarana internet yang tersedia di pedesaan dan masyarakat, maka desa Go Digital menjadi program yang realistis untuk mengangkat hajat hidup warga pedesaan dari jurang kemiskinan.
Menurunnya peran sektor pertanian di pedesaan akibat alih fungsi lahan yang semakin mengikis tanah pertanian di pedesaan dan mahalnya biaya produksi untuk menananm padi. Khususnya dengan mahalnya pupuk dan biaya lainnya maka masyarakat pedesaan memang harus beralih ke sektor mata pencaharian yang lain. Salah satunya menjadi YouTuber dengan membentuk Desa Go Digital khususnya bagi generasi mudanya.
Kisah sukses kampung YouTuber di Bondowoso bisa jadi percontohan untuk program Desa Go Digital yang merupakan target kedepannya. Karena kampung YouTuber adalah contoh sukses dari program tersebut.
Sehingga butuh proses untuk memulai sebuah desa untuk menjadi desa YouTuber yang dirintis dengan desa Go Digital terlebih dahulu. Dimana masyarakat harus diberi kesadaran khususnya generasi mudanya untuk melek teknologi informatika dan dunia internet serta membuat konten sehingga bisa sampai berhasil menjadi suatu pekerjaan yang menghasilkan.
Sebagaimana diketahui bahwa penghasilan kampung YouTuber di Bondowoso sudah mencapai ratusan juta rupiah. Dimana para pemuda di sana bisa menyelesaikan persoalan kebutuhan hidup mereka serta permasalahan keuangan keluarga, sehingga mereka bisa keluar dari jerat kemiskinan dan hutang . Sehingga pemuda-pemuda di kampung YouTuber tersebut tidak perlu ke kota untuk bekerja, karena mereka sudah cukup dengan menjadi Youtuber di desa di daerah Bondowoso-Jawa Timur tersebut. Semuanya itu dimulai dengan Desa Go Digital sebagai embrionya.
***
Desa Go Digital adalah program yang banyak mengandalkan konten baik itu berupa tulisan dan video . Sehingga diperlukan untuk mendukung program tersebut adalah dengan melakukan pelatihan program tersebut. Dari sebuah acara webinar tentang program Desa Go Digital bahwa awal pertama yang harus dibangun dalam program itu adalah membuat website.
Dengan membuat website maka warga masyarakat dapat melihat pembangunan di desa mereka. Juga laporan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahan desa. Sehingga laporan keuangan dan program pembangunan desa dapat dilihat, dinilai dan dimonitor oleh warga desa dari website tersebut.
Oleh karena itu di awal program Desa Go Digital diperlukan pelatihan menjadi jurnalis web desa dan cara pengelolaanya. Baru kemudian disusul dengan pelatihan membuat konten kreator menjadi seorang YouTuber setelah pembuatan website desa sudah stabil atau konsisten.
Bisa juga kalau memang memungkinkan antara membangun website desa dan membuat konten YouTuber desa berjalan bersamaan. Hal demikian kalau kita memakai istilah Nasikun (1983) tentang strategi pembangunan desa berparadigma ganda. Sehingga keduanya bisa dilakukan secara beriringan yaitu antara membuat website desa dan menjadi kampung YouTuber.
Namun demikian apabila dialkukan bersama maka diperlukan kesiapan SDM para pemuda desa yang kreatif dan jaringan internet yang stabil dan merata. Serta pendampingan dari instruktur yang berkompeten tentang dunia internet , wesite dan konten YouTube.
***
Tidak dipungkiri bahwa Desa Go Digital agar bisa masif diseluruh desa di Indonesia maka dibutuhkan jaringan internet yang merata. Hal tersebut memang menjadi tantangan tersendiri.
Karena berdasarkan informasi dari masyarakat desa dalam forum diskusi daring yang membahas Desa Go Digital mengatakan bahwa fasilitas internet di pedesaan belumlah merata. Terutama daerah pedesaan yang terpencil dan terisolir dimana mereka harus naik ke bukit untuk mendapatkan jaringan internet , atau harus mencari lokasi-lokasi tertentu untuk mendapatkan akses internet.
Karena itu guna pemerataan program Desa Go Digital untuk menjadi program pengentasan kemiskinan di pedesaan maka jaringan internet di pedesaan perlu dimasifkan di Indonesia. Mungkin dengan dana desa bisa dialokasikan untuk pemeratan program Internet masuk desa.
Sehingga seluruh warga masyarakat bisa mengakses internet secara lebih luas dan dapat ikut berpatisispasi dalam program Desa Go Digital dengan cara menuliskan program kemajuan pembangunan di desanya atau membuat konten YouTube bagi generasi mudanya yang kreatif.
Memang kalau dulu lahan pertanian di pedesaan menjadi tumpuan hidup warga, maka di zaman serba internet ini maka sekarang salah lahan tanpa batas yang dimiliki oleh warga desa untuk menjadi sumber penghasilan adalah berpartisipasi dalam program Desa Go Digital dengan menjadi konten kreator dalam website desa dengan menjadi jurnalis atau menjadi YouTuber di desa Digital.
Maka dengan adanya Desa Go Digital ke depan bisa menjadi salah satu jenis desa wisata yang ada di desa, selain keunikan desa seperti wisata religi atau keunikan lahan pertanian dan sebagainya.
Fenomena desa YouTuber di Situbondo yang sukses mengangkat hajat hidup orang desa setempat menjadi relatif mapan secara materi, dimana sekarang menjadi percontohan Desa Go Digital yang ramai dikunjungi masyarakat untuk studi banding tentang dunia YouGTuber maka patut selayaknya program Desa Go digital menajdi program nasional dalam pembangunan ekonomi desa ke depan.
Untung Dwiharjo, pengamat Pedesaan Alumnus Fisip Unair
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H