Mohon tunggu...
Aniza Ambarwati
Aniza Ambarwati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidik, Penulis, dan mahasiswa magister

A critical person who likes reading, writing, studying, and travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kampung Inggris Kebumen dan Pak Darto

2 April 2018   08:01 Diperbarui: 2 April 2018   08:19 2181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehadiran kampung Inggris di Pare ternyata memberikan dampak positif yang sangat luas. Sekarang ini, banyak pelajar dari Pare yang kembali ke daerahnya sendiri untuk menggairahkan geliat Bahasa Inggris bagi warga sekitarnya.

Seperti Kampung Inggris di Yogyakarta bernama Pare Van Yogyakarta, Kampung Inggris di Gunung pati, Semarang. Nah, Kebumen yang hanya sebuah kabupaten pun tidak mau kalah. Sekarang ini sudah berdiri Kampung Inggris Kebumen (KIK) yang beralamat di jalan Jatijajar Km. 2, Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, kabupaten Kebumen. Dari Pasar Demangsari, setelah memasuki gerbang "Selamat Datang di Goa Jatijajar", ambil arah kiri (sudah ada plang penunjuk arah).

Lima hari saya disana sebenarnya sebagai guru pendamping siswa-siswa SD se-kecamatan. Keberadaan Kampung Inggris memberikan dampak besar, tidak hanya bagi pelajar namun juga untuk warga setempat. 

KIK berdiri pada tahun 2016. Keberadaan KIK merupakan Program Pemerintah Daerah untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan pendidikan. Pemda hanya membantu perintisan KIK dan membiayai sarana prasarana, selebihnya KIK dipercaya untuk mandiri dalam pertumbuhan dan pengelolaan.

Tutor-tutor atau pengajar di KIK merupakan warga di daerah sekitar yang terseleksi dan dikirim ke Pare selama 1 tahun, kemudian selama setengah tahun mereka harus praktik mengajar ke berbagai daerah sebelum kembali ke Kebumen. Jadi, total waktu belajar mereka sekitar 1.5 tahun. Kurang lebih terdapat 13 tutor, belum termasuk 4 orang full-timer.

Empat orang full-timer ini bekerja di balik layar. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, beberapa dari mereka adalah lulusan Univeristas ternama seprti UGM, UNNES, dan UNSOED. Tidak semua merupakan lulusan Bahasa Inggris tapi mereka adalah pegiat bahasa, Bahasa Inggris khususnya.

Belajar Bahasa Inggris di KIK merupakan program wajib dan terstruktur dari Pemerintah Daerah. Hampir setiap hari selalu ada siswa. Mereka sudah menyusun jadwal belajar setiap kecamatan untuk semua jenjang, mulai dari SD-SMA/SMK.

Lama belajar untuk siswa SD adalah 5 hari, sedangkan SMP dan SMA/SMK selama 2 minggu. Tentunya biaya yang harus dikeluarkan berbeda. Untuk siswa SD, setiap anak dikenakan biaya Rp 375.000,00, sudah termasuk biaya kursus, makan, penginapan, dan laundry.

Sedangkan siswa SMP dan SMA/SMK sebesar Rp 875.000,00 dengan fasilitas yang sama (tambahan outbond). Bagi guru pendamping yang lebih dari satu, untuk jenjang SD dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 190.000,00 sedangkan pendamping guru SMP dan SMA/SMK dibebankan biaya Rp 600.000,00 per guru. Pada jenjang SD, per kecamatan minimal mengirimkan 10 siswa setiap periode.

Apa yang unik dari Kampung Inggris Kebumen?

Keramahtamahan penduduk sekitar membuat ingin berlama-lama tinggal disana. Suasana desa rasa kota karena sudah banyak berdiri warung-warung yang menyediakan kebutuhan sehari-hari.

Di sana sudah ada sekitar 30 homestay yaitu rumah-rumah penduduk yang disulap menjadi tempat tinggal bagi pelajar. Sedangkan tepat belajar tidak jauh dari homestay. Fasilitas homestay tergantung penyedia. Kebetulan, kecamatan saya digabungkan dengan 2 kecamatan lain sehingga dipilih 3 homestay yang berdekatan. Hometay laki-laki dan perempuan tentunya berbeda. Sedangkan untuk pembagian kelas disesuaikan dengan banyaknya siswa dalam satu lokasi homestay.

Saat pertama kali datang, kami disambut oleh semua panitia dan tutor. Anak-anak dikumpulkan di halaman depan sekretariat. Penyambutan yang ramah dan menyenangkan membuat mereka antusias. Anak-anak dihibur dengan beragam semangat dan dongeng sederhana dari Pak Darto. Nanti, akan saya singgung sedikit tentang sosok unik, nyentrik, dan mengangumkan ini.

Setelah satu jam mereka dibakar semangat, para tutor membawa mereka menuju lokasi homestay. Karena ada beberapa masalah kecil yang membuat pembukaan terlambat, akhirnya kelas dimulai setelah sholat dzuhur. Oh, ya, untuk guru pendamping juga ada kelas khusus. Materinya sederhana saja, mengupas buku yang dipegang oleh siswa supaya bisa mengajarkannya di sekolah dengan permainan menyenangkan. Tahun ini, pertama kali ada kelas khusus pendamping yaitu pagi pukul 09.00 dan sore pukul 16.00, selama satu jam.

Pembelajaran di KIK mengadopsi pembelajaran suatu tempat khusus di Pare. Anak-anak diajak untuk menghafalkan kosa kata bahasa inggris, perakapan sederhana, expression dengan bermain dan bernyanyi meskipun mereka harus mengeluarkan banyak tenaga untuk bersuara. Tidak jarang, membuat tenggorokan kering. Namun, siswa-siswa terlihat bahagia dan ceria, terlebih tutor yang sudah bepengalaman dan kerap menyisipkan candaan.  

Tak hanya belajar Bahasa Inggris, anak-anak juga dibentuk karakternya dengan pembiasaan-pembiasaan baik. Mereka dibiasakan bangun pukul 03.00 untuk mulai antri mandi sebelum sholat subuh berjamaah.

Selesai sholat subuh, anak-anak masih memiliki waktu untuk bersiap dan makan pagi sebelum kelas dimulai pada pukul 08.00 sampai sebelum dzuhur. Sholat dzuhur pun berjamaah dan dilanjutkan dengan istirahat hingga waktu ashar (sudah termasuk waktu istirahat dan makan siang), kelas dimulai lagi pukul 16.00 -- 17.00. Setelah itu siswa diberi waktu istirahat menuggu maghrib, selepas maghrib adalah jam makan malam.

Kelas dimulai lagi pukul 20.00 hingga pukul  21.00. Setiap waktu sholat pasti berjamaah. Mereka diajarkan untuk disiplin terhadap waktu. Anak-anak yang biasanya tercukupi dan dimaja di rumah oleh orang tua, dapat belajar mandiri di tempat ini. Mereka bisa merasakan hidup terpisah sesaat dari orang tua karena faktanya, hal ini sangat dibutuhkan.

Masyarakat sekitar pun memiliki jiwa wirausaha yang tinggi. Hal ini tampak dari banyaknya kolam ikan yang hampir selalu ada di setiap rumah penduduk. Kolam ini berisi beragam ikan, mulai dari lele hingga gurame. Jiwa dagang yang tinggi terlihat dari banyaknya usaha yang digeluti. Tidak hanya homestay, ada pula usaha ayam yang hanya dipindah tempat, penjualan souvenir Kampung Inggris dan lain-lain.

Keberdaan KIK nyatanya memberikan dampak besar terhadap geliat perekonomian masyarakat setempat. Kehadiran pelajar dari berbagai daerah membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi disana dan tentunya menekan angka penagguran dengan memberdayaan pemuda daerah.

Tentang Pak Darto

Entahlah, apakah Darto adalah nama sebenarnya atau bukan namun beliau menyebut dirinya sebagai pendongeng. Tapi setelah berkenalan lebih jauh, beliau adalah orang serba bisa yang entah pekerjaannya seharusnya disebut apa.

Pak Darto sebenanya lulusan jurusan peternakan sebuah kampus negeri ternama, tapi beliau memilih hidup di desa untuk mengabdikan hidupnya untuk masyarakat. Penampilan beliau begitu nyentrik dengan pakaian adat jawa. Kalaupun memakai pakaian casual, selalu ada akses atau ornament jawa.

Ternyata setelah berkunjung ke rumahnya, beliau adalah seniman sejati. Rumahnya terdiri dari rumah utama yang dihuni oleh orang tua Pak Darto.

Perlu diketahui, ibu dari Pak Darto sudah berusia 85 tahun tapi masih suka membaca novel, artikel ataupun majalah. Luar biasa sekali, bukan?! Jadi, tidak ada alasan bagi generasi muda untuk tidak mau membaca.

Satu lagi adalah rumah panggung yang terbuat dari kayu dan bambu, bagian penyanganya sudah dibuat permanen dengan semen sehinga tidak perlu khawatir akan roboh. Bagian bawah panggung terdapat banyak kursi, layaknya ruang tamu.

Sedangkan bagian atas rumah panggung merupakan tempat menyimpan lukisan, buku dan beragam hasil kesenian, serta tempat untuk belajar dan mengaji anak-anak sekitar.

Lukisan-lukisan yang ada di rumah Pak Darto terbuat dari barang-barang bekas/sampah. Beliau pandai memanfaatkan kain-kain bekas untuk membuat kanvas sendiri, membuat cat dari berbagai lumpur sehingga menghasilkan beragam warna, seperti hitam, hijau, coklat tua, coklat susu. Hasil-hasil lukisannya sangat mengesankan, hanya saja tidak untuk dijual.

Bakat melukis beliau juga menurun pada ketiga anaknya. Sedangkan isterinya adalah guru di MI. Masih di ruangan yang sama, terdapat begitu banyak buku. Mulai dari buku berbahasa Inggris, Belanda dan Indonesia, serta Jawa.

Satu ruangan besar di bagian atas rumah Pak Darto digunakan oleh anak-anak sekitar untuk mengaji dan belajar. Ketika mengajari anak-anak mengaji, beliau menggunakan 4 bahasa yaitu Inggris, Indonesia, Jawa dan Belanda. Beliau adalah polyglot otodidak. Saat ini, beliau sedang mempelajari bahasa Jerman. Ia juga menggunakan media dari kardus bekas untuk membuat dominovocabulary, tempelan-tempelan kertas berisi kosa kata bahasa inggris yang bisa dimainkan anak-anak.

Anak-anak yang khatam Al-Quran akan didaftarkan ke Kemenag sehingga mereka memiliki sertifikat resmi. Cara mengajari anak-anak yang beliau lakukan berbeda dari guru mengaji yang lain. Mengaji bukan hanya mempelajari cara membaca Al-Quran tapi belajar isi di dalamnya, nilai-nilai kebaikan dalam agama. Ia sering menggunakan lagu yang ia gubah liriknya dengan 4 bahasa tersebut sehingga siswa tidak asing degan beragam bahasa di dunia.

Tujuan beliau bukan semata-mata membuat mereka menjadi ahli bahasa asing, hanya ingin membuat masyarakat kenal dengan beragam bahasa di dunia karena baginya, penting sekali memahami bahasa negera lain supaya kita tidak tertipu. Bagaimanapun bahasa adalah alat komunikasi, bagaimana mungkin kita tahu maksud orang lain jika tidak mengerti bahasanya. Baginya, dunia ini begitu sempit.

Untuk mengenal orang dari berbagai belahan dunia tidak perlu berlayar atau terbang jauh ke negeri seberang, cukup kuasai bahasa mereka nanti kita akan terhubung. Ia tidak ingin, anak-anak merasa minder ketika ada tamu asing datang karena bagaimana pun juga, kita adalah tuan rumah di tanah sendiri.

Beliau ini memang memiliki banyak teman asing, bahkan beberapa dari mereka sudah berkunjung ke desa kecil itu. Pola pendidikan ini juga dierapkan kepada anak-anaknya. Ia sering mengajak anak-anaknya ke Pameran Pendidikan Internasional agar mereka paham dunia ini menyimpan banyak hal mengejutkan. Oh, ya, keluarga beliau bukan keluarga kaya raya tapi saudara-saudara pak Darto bisa bersekolah ke luar negeri dengan beasiswa. Menurutnya, hanya ia yang tidak diizinkan oleh ayahnya untuk sekolah ke luar negeri.

Di akhir penutupan acara, siswa-siswa melakukan pentas dengan bernyanyi dan salah satu siswa dari perwakilan kelas menunjukkan kecakapan berbahasa Inggris dalam memperkenalkan diri. Tak lupa, pak Darto mendongeng lagi dengan semua pesan moral supaya siswa-siswa gemar membaca, semangat belajar, bercita-cita tinggi dan meminta semuanya hanya kepada Allah.

Kampung Inggris Kebumen memang belum sekeren Pare dan bukan Pare. Misi KIK sejatinya tidak muluk-muluk untuk membuat mereka ahli bahasa.

Berbeda sekali dengan Pare, Kediri yang menyediakan berbagai tempat kursus dengan beragam fasilitas dan tingkat kelas. Tapi setidaknya, pelajar tidak gagap bahasa asing. Bagaiamana pun juga kita tidak bisa menghindari globalisasi yang mana mau tidak mau harus terhubung dengan masyarakat luas.

Bahasa Inggris bukanlah bahasa yang sukar dipelajari. Terkadang seseorag berhenti belajar bukan karena ia tidak mampu, namun karena tidak berada di lingkungan yang mendukung.

Kampung Inggris Kebumen merupakan tempat liburan yang tepat untuk pelajar. Tidak hanya kemampuan Bahasa Inggris yang di dapat namun juga pembentukan karakter.

Kampung Inggris Kebumen ini memang baru 2 tahun berdiri, namun perkemabngannya sudah cukup pesat. Di samping masih ada kekurangannya.

Sekedar saran, sebaiknya tutor nanti dikirim untuk belajar ke Pare lagi di tempat kursusu yang berbeda sehingga metode pembelajarannya bisa lebih bervariasi karena memang di Pare terdapat banyak sekali tempat kursus Bahasa Inggris dengan masing-masing kelebihannya. Atau, pihak pengurun KIK bisa mengembangkan sendiri metode pembelajarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun