Cara efektif dan efisien untuk mengembalikan marwah polri ada beberapa alternatif. Salah satunya adalah penegakan hukum tanpa pandang bulu. Ketegasan Polri akhir akhir ini cukup menaikan sedikit pamor dan perlu terus digenjot. Sebagai bukti, DPR sudah sepakat mengalihkan kasus korupsi Century untuk ditangani Polri karena KPK ternyata tidak mampu menuntaskan.
Jika kasus Century, TPPI, Sawah Dahlan Iskan dan korupsi Petral mampu diungkap secara tuntas oleh Polri maka dalam sekejap pamor Polri akan meroket. Aktor intelektual harus ditemukan dan diungkap kemudian dihukum berat. Namun jika kasus kasus besar itu hanya berhenti pada kroco kroco atau bahkan di SP3 maka pamor polisi akan pudar dan kembali pada zona degradasi.
Ternyata gebrakan Polri dibawah komando Jenderal Badrodin Haiti, telah membuat istana Cikeas ketar ketir. Apalagi jika BPK segera melakukan audit investigasi atas pernyataan Sudirman Said bahwa SBY melindungi Mafia Minyak di Petral. Boleh jadi suatu saat SBY akan dipanggil Polri untuk diminta keterangan. Dan akan menjadi ledakan dahsyat jika kemudian SBY terbukti terlibat. Peluang terbuka lebar bagi Polri agar kembali berjaya, menjadi harapan dan dipercaya publik.
Atas semua peristiwa diatas, SBY merasa khawatir kemudian mengajukan “Proposal perjanjian damai” kepada Presiden Jokowi. Sayangnya Jokowi menolak. Maka SBYpun menyiapkan proposal kedua “ perlawanan”.
Selasa 23 Juni 2015, pk. 17:00 sampai 21:00 SBY kembali melakukan konsolidasi di kediamanya Cikeas. Sejumlah mantan menterinya dikumpulkan dan tentu saja BOHIRnya “MR, CT dan para taipan, yang selama ini menjadi bagian “mafia SBY”.
Ada tiga agenda yang dibahas dalam pertemuan tersebut yang pertama mempersiapkan CT menjadi RI 1 atau RI 2 pada Pemilu 2019, kedua menyiapkan Mayor Agus Harimurty menjadi pemimpin masa depan. Karena itu dalam waktu dekat, Mayor TNI AD Agus Harimurty putra sulung SBY, kabarnya akan menjadi DanYon kelas satu dilingkungan TNI AD dan yang ketiga mengobarkan “perang” melawan Pemerintahan Jokowi.
Agenda pertama dan kedua adalah agenda mulia tetapi agenda ketiga adalah agenda makar yang membahayakan Pemerintahan dan NKRI. Tentu SBY akan menggunakan cara cara halus nan canggih untuk melemahkan Pemerintahan Jokowi. Ada banyak faktor yang bisa dijadikan sebagai alat analisis. Salah satunya melemahnya nilai rupiah. Pelemahan rupiah, Boleh jadi kekuatan SBY yang membuat rupiah semakin lemah, @USD diatas RP 13.000.
Bisa dilacak bahwa rupiah melemah sekitar satu tahun sebelum SBY lengser. Boleh diduga ini adalah kesengajaan yang dikondisikan oleh SBY. Selama 10 tahun berkuasa, tentunya SBY membangun berbagai jaringan kekuatan. Salah satunya modal/uang. Dengan mengerahkan para konglomerat dan taipan supaya memarkir uangnya di LN dalam bentuk mata uang asing akan membuat rupiah anjlok.
Tujuanya bisa tiga hal, yang pertama SBY ingin menunjukan bahwa masa Pemerintahanya lebih baik daripada masa Pemerintahan Jokowi. Yang kedua bisa dijadikan alat bargaining posision untuk menekan Jokowi supaya “menyusu” kepada SBY. Politik Depensia, hal ini lazim dilakukan oleh para penguasa lama untuk mempertahankan dan melindungi status quo. Dan yang ketiga menjatuhkan Jokowi dari kursi Presiden.
Dengan terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan berakibat Devisa Negara Indonesia hancur, negara bangkrut, inflasi menggila, import terhenti, harga tidak terkendali, ekonomi limbung, sosial politik chaos dan negara dalam keadaan darurat. Presiden Jokowi akan menjadi tertuduh sebagai “Presiden gagal, tidak becus dan harus segera diturunkan!!! Ingat peristiwa tahun 1997 dan 1998?
Beberapa gerakan politik SBY mungkin bisa dijadikan catatan oleh Presiden Jokowi :
1. Penghianatan SBY (menkopolhukam) terhadap Presiden Megawati. SBY meruntuhkan Megawati dari dalam. Sampai saat ini Megawati tidak bisa memaafkan SBY.
2. Drama penggulingan dan pemusnahan ketua KPK Antasari Azhar
3. Drama Kriminalisasi terhadap Misbakhun anggota DPRRI dari PKS saat itu
4. Drama penggulingan Anas Urbaningrum dari ketua umum PD yang disempurnakan dengan kriminalisasi dan pemusnahan hak politik Anas.
5. Drama Pemusnahan Sutan Bathoeghana yang menjadi pesaing bisnis Migas Edhie Bhaskoro Yudhoyono
Inilah Proposal mantan Presiden SBY kepada Presiden Jokowi.