3. Mengembalikan Esensi Gotong Royong: Masyarakat perlu diingatkan bahwa mbecek seharusnya tidak mengarah ke hubungan transaksi atau beban. Penekanan kembali pada nilai gotong royong dapat mengurangi tekanan sosial, mengembalikan makna mbecek sebagai bentuk kebersamaan.
4. Sistem Kas Kolektif atau Arisan Sosial: Beberapa desa mulai menggunakan sistem arisan atau kas kolektif untuk acara-acara besar. Dengan ini, masyarakat tidak perlu merasa terbebani secara pribadi, karena dana sudah dikumpulkan secara bersama-sama.
Kesimpulan
Tradisi mbecek di Jawa Timur mencerminkan nilai luhur gotong royong dan solidaritas sosial yang kuat. Meskipun memiliki banyak sisi positif, ekspektasi sosial dan finansial dalam praktik  sering kali memberatkan sebagian masyarakat. Dengan menyesuaikan tradisi agar lebih fleksibel dan berdasarkan pada prinsip kesukarelaan, mbecek bisa terus dilestarikan tanpa harus membawa beban bagi sebagian masyarakat. Pendekatan yang lebih inklusif ini akan membantu menjaga nilai budaya sekaligus melindungi mereka yang rentan dari tekanan finansial.
Tradisi ini akan terus lestari jika dilakukan dengan ikhlas, berdasarkan pada niat saling membantu, bukan pada keterpaksaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H