Mohon tunggu...
Untaian hijrirohmah
Untaian hijrirohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak, nonton film dan hieling

Selanjutnya

Tutup

Analisis

teori behavioristik dan penerapan dalam proses pembelajaran

22 Desember 2024   21:19 Diperbarui: 23 Desember 2024   09:41 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Teori belajar behavioristik cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir. Pandangan teori belajar behavioristik merupakan proses pembentukan, yaitu membawa siswa untuk mencapai target tertentu, sehingga menjadikan siswa tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Pembelajaran yang dirancang pada teori belajar behavioristik memandang pengetahuan adalah objektif, sehingga belajar merupakan perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada siswa. Oleh sebab itu siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang diterangkan oleh guru itulah yang harus dipahami oleh siswa

Penerapan teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran agar tercapai tujuan secara maksimal, ada dua hal yang perlu dipersiapkan oleh guru, yaitu:

1. Menganalisis kemampuan awal dan karakteristik anak; agar anak memiliki sejumlah kompetensi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam standar kompetensi dasar, maka perlu kiranya agar dianalisis kemampuan awal dan karakteristiknya karena akan ada beberapa manfaat yang diperoleh guru jika melaksanakan hal tersebut, antara lain:

  • guru akan memperoleh gambaran yang terperinci mengenai kemampuan awal seorang anak yang nantinya akan berfungsi sebagai prasyarat bagi bahan baru yang akan disampaikan,
  • guru akan mendapatkan gambaran dan jenis pengalaman yang telah dimiliki anak, sehingga dapat memberikan bahan yang lebih relevan dan mudah dipahami oleh anak,
  • guru dapat mengetahui sosio-kultural anak termasuk latar belakang keluarga, ekonomi, dan lain-lain,
  • guru dapat mengetahui kebutuhan anak, mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mengetahui tingkat penguasaan yang sebelumnya telah diperoleh anak.

2. Merencanakan materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada anak; untuk dapat memberikan layanan pembelajaran kepada semua kelompok siswa/anak, guru setidaknya menggunakan dua pendekatan yaitu:

  • Anak menyesuaikan diri terhadap materi yang akan diberikan dengan cara guru memberikan tes dan pengelompokan (tes dilakukan sebelum anak mengikuti pembelajaran),
  • materi pembelajaran disesuaikan dengan keadaan anak.

Kemudian, atas dasar hasil analisis kemampuan awal siswa melalui tes tersebut, guru dapat menganalisis tingkat persentase penguasaan materi pembelajaran dengan membaginya menjadi dua yaitu sebagian anak yang sudah paham dan sebagian anak yang belum paham terkait materi. Selanjutnya, rencana strategis yang dapat dilakukan oleh guru terkait masalah tersebut yaitu bagi anak yang sudah mengetahui materi, maka bisa dilakukan pembelajaran dalam bentuk ko-kurikuler yaitu anak diminta menalaah dan membahas secara kelompok dan mempersentasekan hasilnya sedangkan bagi anak yang belum mengetahui materi, maka guru hendaknya menjelaskan sepenuhnya kepada anak di dalam kelas.

Adapun penerapan lain yang bisa dilakukan dalam teori belajar behaviorisme ini yaitu mengindentifikasi tujuan pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran, mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal anak, menentukan indikator keberhasilan belajar, mengembangkan bahan ajar, mengembangkan strategi pembelajaran yang akan digunakan, mengamati stimulus yang mungkin bisa diberikan kepada anak seperti latihan atau tugas, mengamati dan menganalisis respon pembelajar, memberikan penguatan (reinforcement) baik penguatan positif maupun negatif, dan terakhir merevisi kegiatan pembelajaran

DAPAT DISIMPULKAN BAHWA

Teori belajar behavioristik merupakan teori yang lebih menekankan perubahan tingkah laku terhadap peserta didik. Belajar merupakan hasil dari interaksi antara rangsangan dan tanggapan. Suatu individu dianggap telah belajar apabila dapat memperlihatkan perubahan tingkah lakunya. Teori ini menganggap bahwa hal yang penting dalam proses belajar adalah serapan ilmu pengetahuan yang berupa rangsangan (stimulus) dan hasil berupa respon (tanggapan).

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa penerapan teori belajar behaviorisme ini adalah mementingkan adanya pengaruh lingkungan karena terbentuknya hasil belajar atas dasar adanya reaksi yang ditunjukkan oleh anak. Penerapan teori ini, menuntut guru agar menganalisis kemampuan awal dan karekteristik anak kemudian merencanakan materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada anak

REFRENSI

  • Sudarti, Dwi Okti. "Kajian teori behavioristik stimulus dan respon dalam meningkatkan minat belajar siswa." Jurnal Tarbawi 16.2 (2019).
  • Rahmawati, Widya Nur. "Teori Belajar Behavioristik Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Siswa Sekolah Dasar." Jurnal Motivasi Pendidikan dan Bahasa 2.1 (2024): 12-19.
  • Abidin, A. Mustika. "Penerapan Teori Belajar Behaviorisme dalam Pembelajaran (Studi Pada Anak)." AN-NISA 15.1 (2022): 1-8.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Analisis Selengkapnya
    Lihat Analisis Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun