Mohon tunggu...
Amr
Amr Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sebuah langkah kecil bagi manusia, tetapi sebuah langkah besar bagi umat manusia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Melindungi Privasi Data di Era Digital: Langkah Strategis UIN Ar-Raniry

27 Juni 2024   14:00 Diperbarui: 27 Juni 2024   14:51 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UIN Ar-Raniry - Di era digital, kita telah melihat banyak perubahan dalam cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain. Privasi data terus menjadi masalah utama meskipun semua kemudahan dan inovasi yang ditawarkan. Dengan semakin banyak data yang dikumpulkan, dianalisis, dan digunakan, timbul pertanyaan tentang keamanan data kita.

Apa itu Big Data?

Big Data merujuk pada kumpulan data yang sangat besar dan kompleks yang tidak dapat diolah dengan metode tradisional. Data ini berasal dari berbagai sumber, seperti media sosial, transaksi online, sensor IoT, dan perangkat mobile. Melalui analisis Big Data, perusahaan dan organisasi dapat mengungkap pola, tren, dan wawasan yang sebelumnya tidak terlihat.

Misalnya, data yang dikumpulkan dari media sosial dapat digunakan untuk memahami preferensi pengguna, sementara data dari sensor IoT dapat memberikan informasi tentang kebiasaan pengguna sehari-hari. Kombinasi dari berbagai sumber data ini memberikan gambaran yang sangat detail tentang individu dan kelompok, yang bisa sangat berharga bagi perusahaan, pemerintah, dan peneliti.

Ancaman Terhadap Privasi

1. Pengumpulan data yang berlebihan

Banyak perusahaan mengumpulkan data pengguna tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka. Data ini mencakup informasi pribadi, kebiasaan browsing, lokasi, dan bahkan percakapan pribadi. Pengumpulan data yang berlebihan ini menimbulkan risiko besar terhadap privasi. Misalnya, aplikasi yang meminta akses ke lokasi pengguna setiap saat, meskipun tidak ada alasan jelas untuk itu, dapat mengungkap pola pergerakan yang sangat pribadi.

2. Pelanggaran data

Insiden pelanggaran data semakin sering terjadi. Peretas dapat mencuri data sensitif dari perusahaan, yang kemudian dapat disalahgunakan untuk penipuan, pencurian identitas, dan kejahatan lainnya. 

Di Indonesia, kasus terbaru melibatkan kebocoran data pengguna e-commerce besar, Tokopedia, di mana data pribadi lebih dari 90 juta pengguna dilaporkan bocor dan dijual di forum online. Insiden lain termasuk kebocoran data dari BPJS Kesehatan, di mana data pribadi lebih dari 200 juta warga Indonesia dilaporkan bocor dan tersebar di internet.

3. Pemanfaatan data untuk manipulasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun