"Waktu beli makanan, harganya 900 Yen, tapi saya malah kasih uang 10.000 Yen karena belum paham uang Jepang. Yang jualan bingung, tapi saya biasa saja, sampai ditegur teman. Karena harusnya saya bayar pakai uang 1.000 Yen," kenangnya.
"Saya masih belum bisa move on dari Rupiah. Soalnya di Indonesia kan jarang ada makanan yang harganya ratusan," sambung Ifa.
Momen unik yang berkaitan dengan uang Jepang juga terjadi saat Ifa hendak membayar bus. Sampai-sampai Ifa harus dibantu oleh teman karena kebingungan menghitung tarif. "Tapi dari kejadian itu saya banyak belajar. Saya jadi tahu kalau orang Jepang itu jujur. Kalau tidak mungkin uang 10.000 Yen saya sudah hilang," candanya.
Ifa menjelaskan, keberangkatannya ke Jepang tak lepas dari dukungan penuh kedua orang tuanya. "Mama selalu mendorong agar saya ikut ke Jepang. Saya merasa pilihan orang tua selalu jadi yang terbaik. Karena saya anak satu-satunya, jadi orang tua pasti juga ingin memberikan yang terbaik untuk saya," kata putri tunggal pasangan Nina Triyanti dan Risno.
Awalnya, Ifa sempat ragu mengikuti program ini. Namun, dorongan orang tua, serta cerita teman-temannya yang telah sukses menjalani magang di Jepang, membuatnya berubah pikiran. "Melihat teman-teman yang baru pulang dari Jepang kok kayanya enak, makanya saya jadi mantap ikut," tegasnya.
Untuk saat ini, Ifa mengaku masih akan menikmati masa magangnya di Jepang. Mulai dari pekerjaan sampai mencari hiburan saat liburan. Ke depannya, Ifa ingin menjelajahi Jepang lebih jauh. Ia berharap bisa mengunjungi pantai, mencoba jetski, dan mengeksplor tempat-tempat wisata lain di Jepang.
Terpisah, Rektor Universitas Harapan Bangsa, Dr. Yuris Tri Naili, S.H., KN., M.H., mengapresiasi semangat mahasiswa UHB seperti Ifa. "Program magang di Jepang memberikan pengalaman luar biasa bagi mahasiswa. Selain meningkatkan kompetensi kerja, program ini juga mengasah kemandirian dan kemampuan beradaptasi mereka," tuturnya.
Kisah Ifa membuktikan selama menikmati apa yang ada saat ini, maka semuanya akan berjalan mudah, meski ada beberapa tantangan yang menghadang. Terlebih, dukungan keluarga dan orang-orang di sekitar, serta kemauan untuk belajar, diyakini Ifa mampu membantu mengatasi tantangan sebesar apa pun. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H