Namun, perjalanan Rizka tidak selalu mulus. Ia berbagi pengalaman unik saat tersesat dan salah jadwal kereta. Suatu ketika, saat ingin pergi ke Akuarium Osaka Kaiyukan, ia seharusnya naik kereta langsung, tetapi malah naik kereta lain yang mengarah ke Namba.
Selain mengalami kerugian waktu, Rizka juga rugi biaya transportasi, dari yang awalnya hanya 1.100 yen bisa membengkak menjadi 2.000 yen. "Awalnya sempat bingung, tapi karena ramai-ramai, jadi lebih tenang. Dan akhirnya sampai tujuan," kenangnya.
Meskipun harus mengeluarkan uang lebih, Rizka bersyukur karena transportasi di Jepang sangat modern dan tidak perlu menunggu lama. Sehingga jadwalnya untuk refreshing tidak terlalu berubah atau batal.
Selama beberapa bulan di Jepang, Rizka mengaku cukup merindukan Indonesia, seperti orang tua dan teman-temannya. Rizka merindukan mereka dan telah merencanakan berbagai kegiatan untuk menyegarkan diri, seperti menonton konser dan bersenang-senang.
Untuk beberapa keinginan lainnya selama magang di Jepang, Rizka juga memiliki beberapa keinginan yang ingin dicapainya. "Saya memiliki beberapa rencana, termasuk ingin pergi ke Disneyland, tetapi menunggu libur bersama teman-teman sambil menabung. Jika rencana tersebut tidak tercapai, ia berencana untuk mengunjungi Universal Studio di Osaka," katanya. Rizka juga sangat ingin mencoba berbagai kuliner unik yang belum pernah dicobanya selama ini.
Salah satu tujuan Rizka adalah mengikuti ujian bahasa Jepang di Indonesia, dengan harapan bisa kembali ke Jepang di masa depan. Ia menyadari bahwa penghasilannya di sana lebih tinggi dan merasa bahwa bekerja di Jepang adalah cara untuk "memanusiakan manusia."
Dengan semua pengalaman berharga ini, Rizka Dwi Fatmawati tidak hanya mendapatkan keterampilan profesional, tetapi juga pelajaran hidup yang akan membantunya di masa depan. Pengalaman magang ini menjadi batu loncatan untuk mencapai cita-cita dan mengenal lebih dalam tentang budaya serta kehidupan di Jepang.
Terpisah, Rektor UHB, Dr. Yuris Tri Naili, S.H., KN., M.H., mengatakan Program Magang ke Jepang ini memang menjadi unggulan UHB. Tentunya dengan dukungan penuh dari Yayasan Pendidikan Dwi Puspita.
"Kami sangat bangga dengan pencapaian Rizka di Jepang dan semua mahasiswa yang berpartisipasi dalam program magang Jepang. Ini bukan hanya tentang pengalaman profesional, tetapi juga tentang memperluas wawasan budaya dan pribadi. Program ini merupakan bagian dari upaya kami untuk memberikan pengalaman internasional yang berharga bagi mahasiswa kami," ujar Dr. Yuris.
"Kami berharap program ini dapat terus memberikan manfaat dan inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk mengejar impian mereka di tingkat global," jelasnya.
Head of Global Internship Program di UHB, Ida Dian Sukmawati, S.S., M.Pd., menambahkan, Program Magang Jepang ini memberikan manfaat yang cukup kompleks kepada para mahasiswa. Ia menjelaskan Program Magang Jepang bukan hanya soal materi, meskipun mahasiswa yang mengikuti program ini akan mendapatkan gaji dari masing-masing rumah sakit di Jepang.