TEORI PIAGET TENTANG PERKEMBANGAN KOGNITIF
Teori Piaget adalah kisah terpadu yang menjelaskan bagaiman faktor biologis dan pengalaman membentuk perkembangan kognitif. Piaget berpikir sebagaimana tubuh fisik kita memiliki struktur yang memampukan kita beradaptasi dengan dunia. Piaget menekankan bahwa anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif mereka sendiri , informasi dari lingkungan tidak begitu saja dituangkan ke dalam pikiran pikiran mereka.
Proses-proses Perkembangan
Piaget yakin bahwa proses-proses penting tersebut meliputi:
1.Skema
Dalam teori Piaget, aksi atau representasi mental yang mengorganisasikan pengetahuan. Skema bayi disusun oleh tindakan sederhana yang diterapkan pada objek-objek tertentu, contohnya tindakan menyusu, melihat, menggenggam. Anak-anak yang lebih tua memiliki skema yang meliputi berbagai strategi dan perencanaan untuk mengatasi masalah. Saat mencapai masa dewasa, menyusun beragam skema dalam jumlah amat besar.
2.Asimilasi
Asimilasi terjadi ketika anak-anak memasukkan informasi baru ke dalam skema-skema yang ada.
3.Akomodasi
Akomodasi terjadi ketika anak-anak menyesuaikan skema-skema mereka dengan informasi dan pengalaman-pengalaman baru.
4.Organisasi
Adalah pengelompokan perilaku-perilaku dan pemikiran-pemikiran yang terisolasi ke dalam sistem yang lebih teratur dan lebih tinggi.
5.Penyeimbangan
Adalah suatu mekanisme yang diajukan Piaget untuk bagaimana anak-anak berpindah dari suatu tahapan pemikiran ke tahapan pemikiran berikutnya. Perpindahan ini terjadi karena anak mengalami konflik kognitif kognitif dalam usahanya memahami dunia sampai akhirnya dapat menyelesaikan konflik tersebut dan mencapai suatu keseimbangan pemikiran.
Hasil proses-proses ini, menurut Piaget adalah individu-individu mengalami empat tahapan perkembangan. Tahapan itu meliputi:
1.Tahapan Sensorimotor
Tahap perkembangan pertama menurut Piaget, berawal dari kelahiran sampai usia 2 tahun; bayi menyusun pemahaman duniawi dengan mengkoordinasi pengalaman sensoris (contohnya melihat dan mendengar) dengan aksi motorik.
Piaget membagi tahapan ini menjadi 6 subtahapan yaitu:
a.Refleks-refleks Sederhana
Sensasi dan tindakan dikoordinasikan melalui perilaku refleks.
b.Kebiasaan-kebiasaan (habits) yang pertama dan reaksi-reaksi sirkuler primer
Bayi mengkoordinasi sensasi dengan dua tipe skema yaitu : kebiasaan dan reaksi sirkuler primer.
Kebiasaan adalah skema yang didasarkan pada suatu refleks yang seluruhnya terpisah dari stimulus yang mendatangkannya.
Reaksi sirkuler primer adalah sebuah skema yang didasarkan pada usaha menghasilkan kembali suatu kejadian yang awalnya terjadi secara kebetulan.
c.Reaksi-reaksi Sirkuler Sekunder
Bayi menjadi lebih berorientasi pada objek, berpindah dari keasyikan dirinya sendiri. Skema yang dibentuk oleh bayi tidaklah dibentuk dengan sengaja.
d.Koordinasi terhadap reaksi sirkuler sekunder
Mengkoordinasikan pandangan dan sentuhan, gerakan menjadi lebih terarah.
e.Reaksi-reaksi sirkuler tersier, kesenangan baru, dan keingintahuan
Reaksi sirkuler tersier adalah skema dimana bayi secara sadar mengeksplorasi berbagai kemungkinana baru atas objek-objek di sekitarnya. Menandai dimulainya keingintahuan manusia dan minat terhadap kesenangan baru.
f.Skema-skema internalisasi
Bayi mengembangkan kemampuan menggunakan simbol-simbol promitif yang memampukan bayi berpikir tentang kejadian-kejadian konkret tanpa harus memperagakannya atau merasakannya.
2.Tahapan Praoperasional
Tahap kedua perkembangan Piaget, di usia 2-7 tahun; anak mulai menggambarkan dunia melalui gambar, kata dan coretan. Pemikiran praoperasional dapat dibagi menjadi sub-sub tahapan, yaitu:
a.Fungsi Simbolik
Pada tahap ini, anak meraih kemampuan untuk mewakili objek yang tak terlihat secara mental
b.Pemikiran Intuitif
Anak mulai mempraktekkan penalaran primitif dan ingin mengetahui jawaban dari berbagai pertanyaan.
3.Tahapan Operasional Konkret
Tahap ketiga Piaget, pada sekitar usia 7-11 tahun; anak mampu melakukan tidakan operatif, dan nalar logis menggantikan nalar intuitif sepanjang nalar tersebut bisa diterapkan pada cotoh spesifik dan konkret.
4.Tahapan Operasional Formal
Tahap keempat dan terakhir menurut Piaget, muncul sekitar usia 11-15; individu bergerak melewati pengalaman konkret dan berpikir secara lebih abstrak dan logis.
Tahapan
Rentang Usia
Deskripsi
Sensorimotor
0 hingga 2 tahun
Bayi memperoleh pengetahuan tentang dunia dari tindakan-tindakan fisik yang mereka lakukan. Bayi mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensorik dengan tindakan-tindakan fisik, seseorang bayi berkembang dari tindakan refleksif, instingtif pada saat kelahiran hingga berkembangannya pemikiran simbolik awal pada akhir tahapan ini.
Praoperasional
2 hingga 7 tahun
Anak mulai menggunakan gambaran-gambaran mental untuk memahami dunianya. Pemikiran-pemikiran simbolik, yang direfleksikan dalam penggunaan kata-kata dan gambar-gambar mulai digunakan dalam penggambaran mental, yang melampaui hubungan informasi sensorik dengan tidakan fisik. Akan tetapi, ada beberapa hambatan dalam pemikiran anak pada tahapan ini, seperti egosentrisme dan sentralisme
Operasional Konkret
7 hingga 11 tahun
Anak mampu berpikir logis mengenai kejadian-kejadian konkret, memahami konsep percakapan, mengorganisasikan objek menjadi kelas-kelas hierarki (klasifikasi) dan menempatkan objek-objek dalam urutan yang teratur (serialisasi)
Operasional Formal
11 tahun hingga masa dewasa
Remaja berpikir secara lebih abstrak, idealis, dan logis (hipotetis-deduktif)
TEORI VYGOTSKY TENTANG PERKEMBANGAN KOGNITIF
Seperti Piaget, Vygotsky menekankan bahwa anak-anak secara aktif menyusun pengetahuan mereka. Akan tetapi menurut Vygotsky, fungsi-fungsi mental memiliki koneksi-koneksi sosial. Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan konsep-konsep lebih sistematis, logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan seorang penolong yang ahli.
1.Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih.
Batas bawah dari ZPD adalah tingkat keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri.
Batas atas adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur,
2.Konsep Scaffolding
Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak.
Dialog adalah alat yang penting dalam ZPD. Vygotsky memandang anak-anak kaya konsep tetapi tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog, konsep-konsep tersebut dapat dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis, logis dan rasional.
3.Bahasa dan Pemikiran
Menurut Vygotsky, anak menggunakan pembicaraan bukan saja untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu mereka menyelesaikan tugas. Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak pada usia dini menggunakan bahasa unuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka.
Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lainsebelum mereka dapat memfokuskan ke dalam pikiran-pikiran mereka sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat transisi dari kemampuan bicara ekternal menjadi internal.
PERBANDINGAN TEORI VYGOTSKY DAN TEORI PIAGET
Vygotsky
Piaget
Konteks Sosiobudaya
Penekanannya kuat
Penekanannya sedikit
Kontruktivisme
Kontruktivis Sosial
Kontruktivis kognitif
Tahapan
Tidak ada tahapan umum yang diusulkan
Penekanannya kuat pada beberapa tahapan (sensorimotor, prsoperasional, operasional konkret, operasional formal).
Proses kunci
Zona Perkembangan Proksimal, bahasa, dialog, alat-alat budaya
Skema, asimilasi, akomodasi, operasi, konservasi, klasifikasi, pemikiran hipotetis- deduktif
Peran bahasa
Sangat penting, bahasa memiliki peran kuat dalam menajamkan pemikiran
Bahasa memiliki peran minimal; kognisi secara penuh mengarahkan bahasa
Pandangan terhadap pendidikan
Pendidikan memegang peranan penting dalam membantu anak mempelajari alat-alat budaya
Pendidikan hanya menyempurnakan keahlian kognitif anak yang telah muncul sebelumnya
Implikasi pengajaran
Guru adalah fasilitator dan pembimbing, bukan direktur sehingga seyogyanya membuat banyak kesempatan bagi anak untuk belajar dengan guru dan teman sebaya yang lebih terampil
Juga berpandangan bahwa guru adalah fasilitator dan pembimbing bukan direktur, memberikan dukungan kepada anak untuk mengeksplorasi dunia dan menemukan pengetahuan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H