Mohon tunggu...
Herlin Variani
Herlin Variani Mohon Tunggu... Guru - Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Komplit (7): Taklukkan Matematika

27 November 2020   13:51 Diperbarui: 27 November 2020   15:58 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Masih sering dikunjungi siswa yang telah duduk dibangku SMP


"Assalamualaikum. Pagi semua." Sapa seorang guru muda memasuki lokal kelas VI di sebuah sekolah dasar. 

"Waalaikumussalam. Pagi Buuu..." Warga kelas memberi jawaban serempak bak paduan suara upacara bendera di hari Senin.

Tanpa berbicara sepatah kata pun, guru muda ini segera menuju papan tulis setelah meletakkan tas serta pernak pernik peralatan mengajar di meja guru.

Semua pandangan mata tertuju dengan mulut terkunci pada guru berkerudung standar itu. Ya standar. Tak terlalu panjang. Namun juga tak pendek. Syar'i namun tetap gaul dan modis. Begitu celotehnya pada murid-murid terkait kerudungnya itu.

Masih tanpa suara, sang guru menulis dengan lihai di papan tulis. Entah apa yang ada dalam pikiran guru muda itu. 

Dihari pertama masuk ke kelas, bukannya memperkenalkan diri pada siswa, ia malahan membuat papan tulis di kelas ini penuh dengan tulisan "MATEMATIKA" berukuran besar.

Tulisan diarsir dan dihias sedemikian rupa. Nyaris tak ada bagian papan tulis yang tersisa. Penuh coretan Bu Guru bak seniman yang sedang melahirkan sebuah karya istimewa.

"Semuanya, dalam hitungan ke-3, bagaimana pun caranya, di atas meja kalian telah tersedia bola-bola dari kertas yang tak terpakai." Suara super bas milik sang guru menggema memecah keheningan.

"Satu,..." Hitungan pun dimulai. Dapat dibayangkan apa yang terjadi. Suasana kelas yang begitu tenang tanpa suara tiba-tiba gaduh. Siswa siswi dalam kelas itu grasak-grusuk mencari kertas bekas dan segera meremas tak beraturan.

Bola-bola kertas pun mulai menumpuk di atas meja siswa. Bu guru baru ini segera mengangkat tangannya ke atas. Pertanda waktu menciptakan bola-bola kertas telah berkahir. Terlihat siswa siswinya mulai tersengal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun