Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berburu Barcode Pertamina, antara Kebutuhan, Kebijakan, dan Uji Kesabaran

27 Oktober 2024   20:34 Diperbarui: 27 Oktober 2024   22:21 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Masukan data secara mandiri, sudah. Minta bantuan petugas pom bensin, sudah. Tapi belum juga berhasil, data masih belum ditemukan. Kita cari cara lain!"

Satu ketika seorang teman menyarankan agar kami mendatangi kantor Samsat Sleman. Di mana nomor kendaraan kami diterbitkan.

Tak hanya verifikasi, konfirmasi data pun kami lakukan secara mandiri. Di kantor Samsat Sleman yang tentu saja harus mengurai antri. Belum lagi ada syarat yang harus dipenuhi.

"Maaf Pak, silahkan lembar yang ini difotocopy."

Lagi-lagi demi menjadi warga negara yang baik, uji kesabaran pun kami lalui. Selesai fotocopy kami kembali mengantri.

"Silahkan setelah dari sini panjenengan ke kantor Pertamina jalan Mangkubumi."

Baiklah, dari Samsat Sleman jalan Magelang kita lanjut ke kantor Pertamina jalan Mangkubumi. Yang ada dalam bayangan kami, kantornya sepi. Ternyata kami keliru, di sana sudah banyak yang antri. Sama seperti kami, berburu barcode Pertamina.

Antrian yang kesekian kami lalui, lagi. Dengan harapan terhenti sampai di sini.

"Kami tadi dari Samsat Sleman supaya kemari."

"Oya, baik silahkan Bapak setelah ini ke Ditlantas Polda DIY ya, yang dekat bundaran, untuk minta update data pusatnya, nanti bisa dicek data dari ponsel Bapak, kemudian lakukan verifikasi ulang."

Petugas menjelaskan alur selanjutnya. Kami kira terhenti di kantor Pertamina ternyata kami disarankan lanjut perjalanan ke Ditlantas Polda DIY dekat bundaran. Ini tentu tak hanya satu melainkan sekian rangkaian uji kesabaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun