Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta Tanpa Warna di Stasiun Kereta

24 Oktober 2023   20:39 Diperbarui: 24 Oktober 2023   20:48 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com/NoName_13

Kau langsung bisa menemukanku
Kala itu
Di stasiun kereta

Bahkan aku pun tak menyangka, hingga dipersatukan kian dekat
Walau sebelumnya terbentang jarak

Dia, yang menuntun kita pada jalur yang sama

Pertemuan di stasiun kereta, menjadi awal perjalanan cinta tanpa warna
Catatan yang kau gores begitu jelas terlihat, walau sederhana

Dengan yakin kau gandeng tanganku menuju gerbong paling utama
Sembari berbisik, kita mulai perjalanan dari titik ini, sederhana tanpa warna

Kau dan aku, meski berbeda
Namun tujuan kita sama
Berawal dari stasiun kereta

Kau beri aku pengertian
Sebelum memulai perjalanan
Kau bilang, rintangan terkadang datang
Kerikil ringan dan tajam mungkin saja menghalang
Kita harus siap bergandeng tangan
Jangan lepaskan

Kau kerap jelaskan setiap detil harapan
Sebagai pengemudi kau banyak belajar, mengenai situasi serta lihai memegang kendali  

Saat kau lelah, kutawarkan minuman hangat
Kau cukup menjawab
'Air putih saja'
Lagi lagi tanpa warna

Aku kerap terperanjat saat kau memandangku lekat
Kau bilang,
'Terimakasih sudah menjadi bagian dari sebuah perjalanan'
Hatiku semakin terjerat

Stasiun kereta, awal cinta tanpa warna

Kurasa yang kulakukan atas kewajiban
Tak sebanding cinta dan perjuangan yang kau berikan

Sebagai pengemudi kau begitu sigap bertanggung jawab
Rute yang kau pilih
Tentu terbaik untuk kita lewat

Menghitung hari bukan lagi kebiasaan
Melainkan mensyukuri lukisan kebahagiaan
Serta sabar menghadapi rintangan
Menjadi bentuk ikhtiar pada catatan perjalanan

Semakin banyak lembar yang kau tuliskan
Semakin mengerti pula bagaimana cinta yang kau tanamkan
Tentu, Dia tak lepas jadi pegangan

Kau tau, mengapa aku tak pandai merangkai hatimu pada ujung penaku?
Sebingkai sikapmu kerap menjebakku, lebih dari cukup kurasakan
Setulus cinta tanpa warna dan makna setia
Hingga, tak perlu lagi kutuliskan

Begitu suci, berawal dari stasiun kereta
Menuju titian tangga yang Dia bangun untuk kita, di sana

Ummu El Hakim, Jogjakarta 24/10/2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun