Stasiun kereta, awal cinta tanpa warna
Kurasa yang kulakukan atas kewajiban
Tak sebanding cinta dan perjuangan yang kau berikan
Sebagai pengemudi kau begitu sigap bertanggung jawab
Rute yang kau pilih
Tentu terbaik untuk kita lewat
Menghitung hari bukan lagi kebiasaan
Melainkan mensyukuri lukisan kebahagiaan
Serta sabar menghadapi rintangan
Menjadi bentuk ikhtiar pada catatan perjalanan
Semakin banyak lembar yang kau tuliskan
Semakin mengerti pula bagaimana cinta yang kau tanamkan
Tentu, Dia tak lepas jadi pegangan
Kau tau, mengapa aku tak pandai merangkai hatimu pada ujung penaku?
Sebingkai sikapmu kerap menjebakku, lebih dari cukup kurasakan
Setulus cinta tanpa warna dan makna setia
Hingga, tak perlu lagi kutuliskan
Begitu suci, berawal dari stasiun kereta
Menuju titian tangga yang Dia bangun untuk kita, di sana
Ummu El Hakim, Jogjakarta 24/10/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H