"Simbah itu cuma membuat saja, wajar kalo hasilnya beda-beda. Manusia juga diciptakan beda-beda. Sabar kalau dapat yang sedikit gula. Yang penting nama tetap sama. Tanyakan pada klepon. Buat apa dipermasalahkan. Asal bisa dimakan dan perut kenyang. Iya kan?"
Betul juga kata Simbah. Jika sudah jadi klepon mana mungkin bisa terlihat isi di dalamnya. Kalau kita tak mencoba dan memakannya, tak akan tau reaksinya.
Apakah muncrat karena terlalu banyak gula. Atau tak ada reaksi karena sedikit isi. Apapun itu, nama tetap sama. Klepon.
Ternyata meski nama sama, menuai isi yang beraneka. Saat itu, dalam satu meja. Reaksi kami pun berbeda-beda. Dan Simbah tak pernah mempermasalahkan. Yang penting klepon sudah matang dan siap dimakan.
Klepon memang disajikan untuk menyatukan keluarga bukan menghadirkan keributan di atas meja. Tak percaya, tanyakan pada klepon. Dan tunggu bagaimana reaksi selanjutnya?
Niek~
Jogjakarta, 23 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H