Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Edelweis

18 Juni 2020   22:34 Diperbarui: 18 Juni 2020   22:32 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : senjakelabu29

Lelah, pasti. Namun kami pasrah apapun yang terjadi akan kami hadapi dengan senang hati. Usaha tak akan mengingkari hasil, pasti bisa menemukan sebuah titik harapan. Kami yakin petunjuk jalan segera kami temukan.

Yang terpenting bagi kami adalah tempat tinggal. Paling tidak untuk satu tahun ke depan. Nyaman dan aman namun tak terlalu mahal.

Hingga kaki telah mencapai puncak titik kesanggupan. Tetiba sebuah pintu gerbang terbuka lebar. Ya, tempat inilah harapan satu-satunya di tengah raga yang sudah tak sanggup lagi menahan lelah.

***

"Kalian mulai kapan tinggal?"

"Sore ini Bu."

"Baik biar nanti Bu Mar yang menyiapkan. Silahkan kalian ikuti Bu Mar ke kamar yang hendak disiapkan."

"Terimakasih banyak Bu."

Binar mataku beradu dengan sorot teduh Lis. Usaha kami pun berujung pada asrama putri ini. Bayang hari-hari penuh warna bakal kami lalui. Nyata, bukan sekadar mimpi.

Selama menempuh bangku pun mengurai ilmu dalam jangka waktu yang telah dtentukan. Kami yakin bisa menjalani dalam bingkai kebersamaan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun