Lalu akan banyak terjadi respons. Ada yang kesal lalu melarang. Ada pula yang membiarkan pun membebaskan. Ini merupakan sebuah pilihan. Dan aku lebih memilih membebaskan sehingga anak menemukan sendiri kebenaran di balik kebebasan.
Seorang guru pernah mengatakan padaku, "Dulu anak kami juga heboh melakukan aksi corat coret di dinding rumah. Bahkan hampir seluruh ruang menjadi ajang coretan yang mengasyikkan. Kami membiarkan. Kami berpikir, biarlah mereka sendiri yang menemukan keadaan tidak nyaman ketika mereka melakukan coretan."
"Saat itulah mereka akan menghentikan aksi coretan. Kini anak kami sudah dewasa. Rumah kami sudah kembali normal. Kami sisakan satu coretan di dinding kamar sebagai kenangan. Serta bukti bahwa mereka pernah merasai aksi yang sungguh menyenangkan."
Aku terkesima dengan perkataan sang guru. Jadi terbukti benar adanya, menemukan kebenaran dalam ruang kebebasan. Akan memberi sebuah kepuasan dalam proses pembelajaran. Pun hasil yang sesuai dengan apa yang menjadi harapan.
Meski tak diungkapkan dengan perkataan, kiranya perbuatan kan menuai jawaban. Bahwa memberi ruang kebebasan pada sebuah aksi coretan. Sepertinya layak untuk dijadikan bahan pertimbangan pemikiran.
Sumber referensi 1, 2
Niek~
Jogjakarta, 15 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H