"Bu, kok aku gak boleh pelihara kucing, ayam, kelinci atau kambing di rumah? Kan asyik tuh Bu kalau mereka ada disini," tetiba anak bolangku merajuk di sepenggal hari nan sejuk.
"What!!", aku terbelalak mendengarnya. Meski angin sepoi menggelitik telinga. Rasa geli ingin tertawa tak bisa dibendung hadirnya. Namun aku pun tak bisa menahan tuk menjelaskan. Bahwa hal demikian tak semudah yang dibayangkan.
Memelihara hewan membutuhkan persiapan. Tak hanya lahan pun secara kesanggupan tak bisa dipermainkan. Sebab hewan itu seperti halnya manusia. Yang punya rasa ingin dicinta. Jika kita tak sepenuhnya mencinta maka lebih baik tak usah memelihara saja. Kasihan jika hanya disia sia.
Pun kita harus memikirkan dampak yang ditimbulkan oleh kotoran hewan. Jika tak memungkinkan memelihara di dalam pemukiman, lebih baik urungkan. Sebab secara kesehatan pun harus dipertimbangkan. Jika tidak, maka akan menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan.
Kita hendaknya melihat kenyataan. Bagaimana kita harus turut menjaga kesehatan lingkungan. Jika kita hanya memiliki sedikit lahan. Atau sama sekali tak ada pekarangan. Tak mungkin kita memilih hewan yang membutuhkan kandang pun ruang yang lapang agar mereka nyaman.
Jika kita tetap ingin memelihara. Maka pilihlah hewan yang ramah lingkungan. Agar kesehatan pemukiman bisa tetap terjaga dengan aman.
Anak bolangku berusia 5 tahun. Dia amat menyukai hewan sudah sejak lama. Beragam hewan disukainya. Hampir setiap hari dia sibuk mencari belalang. Di dekat lapangan pun rumput ilalang. Kupu kupu kerap juga dibawa pulang. Tuk dijadikan hewan peliharaan.
Saat itu aku berpikir jika tidak diarahkan maka akan berdampak membahayakan. Bagi si hewan pun dirinya. Apalagi jika tidak dikenalkan hewan apa saja yang aman pun tidak, maka akan menuai bahaya.
Pernah satu ketika Bu guru di sekolah mendapati anakku hendak menangkap ulat bulu. Spontan Bu guru melarangnya untuk mendekat. Sebab tindakan tersebut amat membahayakan. Bulu dari si ulat dapat melukai kulit sehingga menimbulkan rasa gatal pun panas menyengat.
Anakku kerap lupa jika sudah bercengkerama dengan hewan yang ditemuinya. Dia begitu asyik tanpa peduli bahaya yang ditimbulkan. Apalagi anak seusianya belum faham mengenai dampak hewan terhadap lingkungan. Pun kotoran yang bisa mencemari pemukiman. Sebagai contoh ketika dia memintaku untuk memelihara ayam. Aku menolak. Sebab lingkungan kami tak memungkinkan. Ayam membutuhkan lahan yang cukup lumayan. Secara kesehatan pun sebaiknya jauh dari pemukiman.
Awalnya aku tak tertarik memelihara hewan apapun di rumah. Mengingat kondisi rumah yang minimalis pun tak ada pekarangan untuk dijadikan lahan pemeliharaan hewan. Secara waktu aku juga masih belum siap untuk direpotkan soal perawatan.
Namun mengingat anak keduaku penyuka hewan. Bahkan ingin memilikinya sebagai peliharaan. Aku mencoba untuk mendiskusikan dengan keadaan. Akhirnya aku mencari tips memelihara hewan yang ramah lingkungan. Nah, bagi penyuka hewan seperti anakku, barangkali bisa mencoba tips ini.
1. Kotoran tidak mencemari pemukiman
Hal ini menjadi pertimbangan yang utama. Mengapa? Sebab kotoran hewan tak mungkin dihindari datangnya. Ini tentu harus disikapi dengan bijaksana. Mengingat beberapa hewan memiliki jenis kotoran yang bisa menimbulkan pencemaran lingkungan. Semisal, ayam, kambing, kucing, sapi, kuda, dll.
Mereka membutuhkan ruang yang cukup serta khusus untuk pemeliharaan sesuai dengan aturan kesehatan lingkungan. Jika kita tidak memiliki lahan pun pekarangan sebaiknya urungkan niat memelihara hewan semacam ini. Kecuali, memiliki lahan yang cukup bahkan terpisah dari pemukiman sehingga aman untuk kesehatan.
2. Kandang mudah dibersihkan
Ini sangat penting. Disamping bermanfaat bagi si hewan pun lingkungan juga terjaga kesehatan. Bayangkan jika kandang hewan peliharaan kotor maka kuman pun akan bergembira merayakan. Akibatnya lingkungan mengalami pencemaran.
3. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
Kita harus ingat, bahwa kita tinggal di lingkungan tidak hanya seorang diri. Ada orang lain yang mendampingi kita di kanan kiri. Belum tentu orang lain sama sama menyukai. Sehingga kita jangan abaikan sikap toleransi. Terutama hewan yang menimbulkan suara bising pun kotoran yang menyebarkan bau menyengat. Sebaiknya dihindari hal demikian ini agar tak menjadi persoalan yang hebat.
4. Mudah untuk dipelihara dalam suhu ruangan, mudah pula dalam hal pemberian makan
Memelihara hewan sebaiknya jangan hanya mengikuti ego kita. Harus diingat pula mengenai keamanan diri hewan yang dipelihara. Maka pilihlah hewan yang mudah untuk dipelihara terutama dalam suhu ruangan. Hal ini bertujuan agar hewan bisa hidup dengan nyaman. Juga dalam pemberian dan pencarian makanan. Sebaiknya pilih hewan yang mudah dalam pemberian makan. Agar hewan tak terlantar tersebab si pemilik kesulitan mencari jenis makanan.
5. Tidak menularkan penyakit yang membahayakan
Pilihlah hewan yang sehat. Tentu saja ini penting. Mengingat beberapa hewan bisa menularkan penyakit kepada manusia. Sehingga kita pun harus waspada memilih hewan yang akan dipelihara. Jangan sampai menimbulkan bahaya terhadap manusia di sekitarnya.
Itulah tips yang aku lakukan dalam memilih hewan peliharaan untuk anak bolangku. Mengingat pemukiman tempat kami tinggal saling berdekatan. Sehingga tidak memungkinkan untuk memelihara hewan yang membutuhkan banyak lahan. Juga perawatan kebersihan dan kesehatan yang lebih mudah untuk dilakukan. Sehingga tidak mengganggu pun mencemari lingkungan pemukiman.
Tak bisa dipungkiri jika si bolang kami sangat gemar dengan hewan. Maka aku dan suami sepakat mencarikan hewan yang tentu ramah lingkungan dan sekiranya memenuhi tips tersebut di atas tadi.
Lalu hewan apa saja yang akhirnya kami setujui sebagai hewan yang ramah lingkungan?
Umang Umang
Hewan kecil ini lucu dan unik. Menarik untuk diajak bercanda. Makanannya pun mudah. Hanya irisan buah saja sudah suka. Tak mencemari lingkungan meski bebas berkeliaran di seputaran rumah.
Jenis ikan tentu ramah lingkungan. Bahkan ikan merupakan hewan penyuka jentik jentik nyamuk. Sehingga bisa membantu kerja Jumantik dalam memberantas jentik. Ini sangat bermanfaat bagi lingkungan, tentu saja. Bahkan ada gerakan ikanisasi terutama di musim hujan.Â
Pemberian makan ikan pun mudah, asal jangan terlalu banyak sehingga tidak mencemari air dan ikan bisa hidup dengan nyaman.Â
Aquarium mudah pula dibersihkan pun kotoran tidak mencemari lingkungan. Hewan ini menjadi salah satu hewan yang pas untuk dijadikan peliharaan di pemukiman.
Jenis hewan ini sangat imut dan manis. Tentu menarik perhatian untuk menjadikannya hewan peliharaan. Pun tidak mencemari lingkungan. Kandang mudah dibersihkan. Makanan juga mudah didapatkan.
Hewan ini bisa didapat di seputar lapangan. Bertengger diantara dedaunan pun ilalang. Penyuka belalang biasanya anak anak. Kerap membawa plastik untuk bahan menangkap.Â
Jika ingin memelihara dengan kandang lebih bagus tentunya. Sebab hewan ini tak berbahaya. Tak jua mencemari lingkungan. Pun makanannya mudah, hanya dedaunan sudah bisa menjadi makanan yang menyenangkan.
Niek~
Jogjakarta, 8 Desember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H