Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kerinduan yang Terkubur

14 Februari 2019   23:52 Diperbarui: 15 Februari 2019   00:05 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kala waktu memeluk malam
Kuterdiam
Dan berangan
Dalam dingin kubertahan
Sesaat hilang
Sesaat datang

Pelan...perlahan
Lalu terhanyut dalam rasa
Gelisah yang membuncah

Resah dalam dada
Hingga tak sanggup kuberkata
Pasrah pada jiwa
Bersandar dinding raga
Rasa tak kunjung pudar
Asa yang sempat terpendar

Apa kabar mereka?
Kuterdiam dibungkam kerinduan
Kuat begitu erat mengoyak kehampaan
Terpana pada waktu yang tlah berlalu
Saat mereka masih erat memelukku

Jiwa yang penuh cinta
Lembutkan hati yang terluka
Lapangkan kalbu yang nestapa
Akan caruk maruk dunia

Kucoba cairkan mimpi yang membeku
Kuangkat dari relung kalbu
Kusingkirkan bayang semu
Pada rona fatamorgana nan biru

Mereka yang terdiam
Kian kurindukan
Terkadang membuatku tak sanggup bertahan
Dalam kerinduan yang terkuburkan

Di tanah itu mereka hanya diam
Memandangku dalam kesunyian
Sedang aku masih saja berkutat pada hamparan keramaian
Mencari serpihan nyawa yang hilang
Walau tak pernah lagi kutemukan

Kutertunduk lesu
Rasaku makin merindu
Hati kian pilu
Mereka tetap membisu
Dalam kerinduan yang terkubur saat itu

Dunia ini begitu berat
Penuh penat
Meski kuyakin hanya sesaat
Namun gemerlapnya tak bisa lenyap
Begitu menyilaukan mata
Mengaburkan segala

Kerap kutersungkur
Hampir terjerembab dan lebur
Namun kucoba bangkit agar tak hancur
Walau penuh sakit menggempur
Hingga terus mencari kerinduan yang terkubur

Aku tak menyerah
Tuk raih asa sembunyikan gelisah
Dunia tak kan datangkan nestapa
Jikalau aku mau berusaha

Allah punya rencana indah
Begitu yang kubaca pada semesta
Mereka pasti berbangga
Jikalau aku mampu bertahan
Di tengah deru kerinduan
Meski tak tertahankan
Harus kusingkirkan resah
Kutahan gelisah

Mematah kalut
Meski harus melawan maut
Kusisakan separuh raga tuk kian merindu mereka
Walau hanya sebatas kerinduan yang terkubur semata

Meski berbekal rasa yang begitu berat
Namun yakin raga kan semakin kuat

Ayah...Ibu...
Aku tak kan berhenti tuk merindu
Walau kerap berujung dengan hati terhibur
Pada kerinduan yang terkubur

Meski kerinduanku kian terkubur
Namun semangatku tak boleh luntur
Apalagi kendur
Kucoba hadapi dunia
Dengan kerinduan yang tersisa

Niek~
Jogjakarta, 14 February 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun