Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keistimewaan di Balik Makna Sederhana Pawon Desa

19 Januari 2019   19:51 Diperbarui: 19 Januari 2019   20:02 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka berdiri di sudut sebuah ruang yang tak terlalu lebar. Tak jua sempit. Namun terlihat cukup unik. Sangat manis. Perpaduan yang begitu harmonis.

Panci sederhana bertengger di atas kompor minyak yang sudah rusak. Meski begitu, lumayan masih bisa digunakan tuk rehat sejenak saat nasi tlah tanak.

Sedang soblok yang sudah menghitam asyik bersama tungku kayu. Rupanya api belum lama dinyalakan. Huum aromanya begitu khas menggoda penciuman. Para penghuni pawon desa begitu manis meluruhkan pandangan.

Pernahkah kalian melihat atau bahkan memiliki alat masak seperti ini? Usang, dekil, hitam, uh kotor! Tak ada kesan bagus sama sekali. Namun mereka sungguh menarik hati. Rasanya ingin selalu kudekati.

Aku kerap mendapati pemandangan seperti ini di dapur milik budeku yang tinggal di daerah Gunungkidul. Pawon desa. Begitulah mereka biasa menyebut singgasana dimana soblok dan tungku kayu bertahta.

Disana masih tersimpan peralatan demikian. Lengkap dan masih aktif digunakan. Entah mengapa aku begitu ingin menghampiri mereka. Baunya yang khas, serta seni memasak yang begitu menarik. Sederhana dan tak banyak menggunakan trik.

Sebetulnya budeku memiliki peralatan modern, yang lebih cantik, bersih, dan tak ada noda hitam sama sekali. Namun beliau lebih suka memakai peralatan tradisional yang sederhana untuk keperluan memasak sehari-hari. Begitu sederhana, hanya butuh persediaan kayu yang kering untuk dijadikan bahan utama tungku.

Lalu menjadikan apinya pun sangat mudah. Meski tak sekali jadi, hanya butuh ditiup dan disusun rapi sudah menghasilkan nyala api yang diinginkan. Kata budeku memasak dengan peralatan sederhana lebih istimewa.

Aroma khas pawon desa membuat masakan memiliki cita rasa berbeda bila dibandingkan dengan cara memasak menggunakan peralatan modern yang lebih memikat. Rasa yang dihasilkan pun lebih enak dan nikmat. Begitu sederhana namun memiliki cita istimewa. Luar biasa.

Kalau berbicara sederhana itu memang menarik ya Sobat. Seperti pawon desa dengan alat masak tradisional yang sederhana. Bagiku, meski sederhana namun sungguh istimewa.

Ya, sederhana yang istimewa. Aku suka mendengar itu. Aku begitu mengagumi sebuah kata manis, "sederhana". Sungguh mudah diingat. Dan begitu lekat terekam dalam pikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun