Presiden dalam hal ini hadir sebagai icon utama. Sama halnya dengan bawang putih, presiden berperan sebagai penguat bangsa. Tanpa presiden, bangsa kan terasa hampa dan tak akan bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Jikalau bisa menjadi panutan negeri yang tangguh, maka bangsa pun kan semakin teguh, serta memiliki ketajaman rasa. Tak kan goyah oleh terpaan ujian.
Begitu juga presiden dan rakyat, walau memiliki karakter berbeda. Namun perpaduan keduanya sungguh dinanti bangsa ini. Bagai harmonisasi para bumbu yang saling mengisi, saling menjaga rasa, serta memadu langkah demi satu tujuan. Yaitu cita rasa istimewa.
Begitupun bangsa kita. Jikalau menyatukan langkah, memadukan perbedaan, serta membuang perselisihan. Aku yakin langkah kan terjaga, rasa kan terjalin indah, dan hati terpaut pada satu kata "Bhineka Tunggal Ika". Dalam perbedaan tetap dipegang teguh persatuan.
Harapan kita semoga pemilu tahun ini, bangsa kita semakin cerdas dalam menentukan pilihan. Sehingga terpilih pemimpin yang bisa menjadi panutan serta penguat rasa bangsa. Pemersatu langkah menuju harmonisasi yang seiring sejalan dengan apa yang dicita-citakan.
Semoga yang diharapkan setiap hati tak hanya mimpi. Semoga yang diimpikan bukan sekedar angan. Semoga bangsa kita tetap sebagai bangsa yang nyaman di tengah keanekaragaman.
Bagai harmonisasi para bumbu yang mengandung makna sempurna, saling memperkuat rasa, dan percaya dengan apa yang dirasa, sebagai hal yang dipegang teguh dalam menentukan cita-cita yang diharapkan. Yakni kekuatan rasa yang berbeda namun bersatu menjadi kesatuan aroma.
Mari sukseskan pemilu tahun 2019 dengan cara yang bijak dan hati yang damai. Semoga Allah senantiasa meridhoi bangsa ini. Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H