Mohon tunggu...
Uniek Kaswarganti
Uniek Kaswarganti Mohon Tunggu... Freelancer - Momblogger dari Semarang

Momblogger | Book & Music Lover | Matt Damon huge fan | also blogging via uniekkaswarganti.com in random theme

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mendaki dengan Penuh Cinta

17 Januari 2014   23:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:43 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunung selalu ramah pada para pendaki. Mereka mempunyai sumber air yang melimpah ruah. Maka bijaksanalah saat memanfaatkannya sebagai air minum maupun MCK.

3. Berhentilah saat badan terasa lelah, bila ingin mendirikan tenda pilihlah tempat yang aman, terhindar dari angin.

[caption id="attachment_306712" align="aligncenter" width="386" caption="nge-camp di Kalimati, Gn. Semeru"]

1390016972455881822
1390016972455881822
[/caption]

Pastikan tidak meninggalkan sampah di lokasi nge-camp tadi. Ingat, ada 3 prinsip yang harus selalu dipegang saat kita melakukan pendakian maupun bepergian kemana pun : Take nothing but pictures, kill nothing but time, leave nothing but footprints.

Siapkan kantung plastik  untuk membawa kembali sampah yang kita hasilkan di atas. Setiap pos pendakian selalu menyediakan tempat sampah yang nantinya digunakan untuk menampung sampah-sampah dari para pendaki. Jadi tak sulit bagi para pendaki untuk sekedar membawa pulang sampahnya kan? Bila ditinggal di gunung, siapa memangnya yang akan memungutinya nanti?

4. Nikmati saat perjalanan maupun waktu istirahat.  Aku pernah mendapat pertanyaan : ngapain sih capek-capek mendaki kalau setelah mencapai puncak malah turun lagi. Pertanyaan yang sangat tidak membutuhkan jawaban bagi para penikmat perjalanan sejati.

[caption id="attachment_306716" align="aligncenter" width="300" caption="Gunung Slamet, 24 Mei 1994"]

139001797878114302
139001797878114302
[/caption] [caption id="attachment_306727" align="aligncenter" width="416" caption="Puncak Hargo Dumilah, Gn. Lawu (Agustus 1996)"]
1390023139961734067
1390023139961734067
[/caption]

Ambillah foto di spot-spot yang istimewa pada tiap jalur perjalanan. Misalkan foto di Gunung Slamet, perpaduan langit yang biru sempurna dengan tanah yang berwarna merah bata terasa vintage. Tidak semua gunung memiliki kontur tanah seperti ini.

Sedikit narsis saat mencapai puncak juga tidak ada yang melarang, seperti foto di atas saat aku dan kedua orang temanku itu melakukan pendakian ke Gunung Lawu. Foto-foto yang kita ambil saat pendakian dapat digunakan sekaligus menjadi catatan perjalanan yang praktis. Jurnal perjalanan dapat kita buat dengan menyusun urutan foto sesuai tanggal dan jamnya.

[caption id="attachment_306722" align="aligncenter" width="488" caption="Tenda"]

13900187301858414090
13900187301858414090
[/caption]

Nikmati juga pendakian dengan bermain-main bersama kamera yang kita bawa. Hunting sekaligus meningkatkan kemampuan fotografi saat di alam bebas selalu menyenangkan. Coba deh... Foto di atas tadi diambil dengan bantuan tripod dan cahaya senter di dalam tenda. Cantik kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun