Bu Ida, generasi kesekian dari penari Sobokartti yang berdedikasi, sangat sabar dalam melatih anak-anak didiknya. Mulai dari yang terkecil usia pra sekolah hingga remaja. Masing-masing kelompok umur mendapat jatah tarian yang berbeda, disesuaikan dengan kematangan gerak motoriknya. Secara reguler, putri saya berlatih tiap hari Rabu pukul 16.00 hingga 18.00Â dan hari Minggu pukul 09.30 hingga 12.00. Aktivitas yang melelahkan dan membosankan menurut putri saya. Namun berkat dorongan terus menerus dari saya, suami dan gurunya, niatnya untuk bisa tampil di pementasan menyala kembali.
Ya, seorang anak akan terpacu untuk terus berlatih manakala ada iming-iming pementasan. Semacam pembuktian diri atas kemampuan yang telah diasahnya berbulan-bulan mungkin ya. Saya pun tak menepis kenyataan itu. Kebanggaan memang dibutuhkan oleh mereka para penari itu, saat para penonton mengagumi tarian yang dibawakannya. Begitulah kenapa putri saya berlatih sekuat tenaga untuk menguasai gerakan-gerakan yang pada mulanya dianggap menyiksanya. Namun seiring berjalannya waktu, kini putri saya dengan niatan sendiri sering searching di youtube untuk mencari 'komparasi' gerakan tarian Jawa dari tiap-tiap pementasan. Kadang dia melatih ulang gerakannya dengan musik yang ada di youtube tanpa melihat visualisasi di layar komputer.
Beginilah kemeriahan pementasan saat ulang tahun Sobokartti ke-82 :
[caption id="attachment_301366" align="aligncenter" width="300" caption="Mulai dirias"]
[caption id="attachment_301369" align="aligncenter" width="300" caption="kiri atas : putri saya"]
[caption id="attachment_301370" align="aligncenter" width="300" caption="Tarian Candik Ayu"]
Biarpun baru seujung kuku wujud cinta kebudayaan sendiri, paling tidak apa yang dicita-citakan oleh Sobokartti semoga bisa direspon dengan baik. Pada pementasan kali ini tak hanya tarian Candik Ayu saja yang ditampilkan. Beberapa anak seusia putri saya menarikan bentuk tarian yang lain.
[caption id="attachment_301374" align="aligncenter" width="300" caption="anak laki-laki pun tak tabu menari Jawa kan?"]
Pementasan tari pada pagi hari ini tidak berdiri sendiri. Rangkaian ulang tahun ke-82 Sobokartti telah dimulai sejak beberapa hari sebelumnya. Pada tanggal 26 Oktober 2013 malam, penari yang lebih senior pun memberikan persembahan yang tak kalah cantiknya.
sumber foto :Â Sobokartti
Di Sobokartti, aktivitas yang terus gencar 'didekatkan' kepada kawula muda tak hanya menari saja. Ada seni membuat wayang kulit, menabuh gamelan maupun menjadi dalang. Meskipun dukungan dari pihak-pihak terkait masih minim kepada salah satu sanggar seni tertua di Semarang ini, namun para penanggung jawab Sobokartti tetap optimis menjalankan misi cinta budaya Jawanya.