Mohon tunggu...
Uniek Kaswarganti
Uniek Kaswarganti Mohon Tunggu... Freelancer - Momblogger dari Semarang

Momblogger | Book & Music Lover | Matt Damon huge fan | also blogging via uniekkaswarganti.com in random theme

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Back to The Root

26 Desember 2013   22:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:27 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bu Ida, generasi kesekian dari penari Sobokartti yang berdedikasi, sangat sabar dalam melatih anak-anak didiknya. Mulai dari yang terkecil usia pra sekolah hingga remaja. Masing-masing kelompok umur mendapat jatah tarian yang berbeda, disesuaikan dengan kematangan gerak motoriknya. Secara reguler, putri saya berlatih tiap hari Rabu pukul 16.00 hingga 18.00  dan hari Minggu pukul 09.30 hingga 12.00. Aktivitas yang melelahkan dan membosankan menurut putri saya. Namun berkat dorongan terus menerus dari saya, suami dan gurunya, niatnya untuk bisa tampil di pementasan menyala kembali.

Ya, seorang anak akan terpacu untuk terus berlatih manakala ada iming-iming pementasan. Semacam pembuktian diri atas kemampuan yang telah diasahnya berbulan-bulan mungkin ya. Saya pun tak menepis kenyataan itu. Kebanggaan memang dibutuhkan oleh mereka para penari itu, saat para penonton mengagumi tarian yang dibawakannya. Begitulah kenapa putri saya berlatih sekuat tenaga untuk menguasai gerakan-gerakan yang pada mulanya dianggap menyiksanya. Namun seiring berjalannya waktu, kini putri saya dengan niatan sendiri sering searching di youtube untuk mencari 'komparasi' gerakan tarian Jawa dari tiap-tiap pementasan. Kadang dia melatih ulang gerakannya dengan musik yang ada di youtube tanpa melihat visualisasi di layar komputer.

Beginilah kemeriahan pementasan saat ulang tahun Sobokartti ke-82 :

[caption id="attachment_301366" align="aligncenter" width="300" caption="Mulai dirias"]

13880504901577902388
13880504901577902388
[/caption] [caption id="attachment_301367" align="aligncenter" width="300" caption="almost done"]
13880505462101107218
13880505462101107218
[/caption] [caption id="attachment_301368" align="aligncenter" width="300" caption="persiapan hendak mulai tampil"]
1388050583888208459
1388050583888208459
[/caption]

[caption id="attachment_301369" align="aligncenter" width="300" caption="kiri atas : putri saya"]

1388050627992954128
1388050627992954128
[/caption]

[caption id="attachment_301370" align="aligncenter" width="300" caption="Tarian Candik Ayu"]

1388050790131809326
1388050790131809326
[/caption] [caption id="attachment_301371" align="aligncenter" width="300" caption="Kompak membawakan tarian Candik Ayu"]
13880508331340605363
13880508331340605363
[/caption] [caption id="attachment_301372" align="aligncenter" width="300" caption="Si Jawa tulen yang belajar mencintai budayanya sendiri"]
13880508671051648811
13880508671051648811
[/caption] [caption id="attachment_301373" align="aligncenter" width="300" caption="feminin sekaligus perkasa"]
13880509201808583522
13880509201808583522
[/caption]

Biarpun baru seujung kuku wujud cinta kebudayaan sendiri, paling tidak apa yang dicita-citakan oleh Sobokartti semoga bisa direspon dengan baik.  Pada pementasan kali ini tak hanya tarian Candik Ayu saja yang ditampilkan. Beberapa anak seusia putri saya menarikan bentuk tarian yang lain.

[caption id="attachment_301374" align="aligncenter" width="300" caption="anak laki-laki pun tak tabu menari Jawa kan?"]

13880510491625867411
13880510491625867411
[/caption] [caption id="attachment_301376" align="aligncenter" width="300" caption="Tari Klething Kuning"]
1388051102208738740
1388051102208738740
[/caption]

Pementasan tari pada pagi hari ini tidak berdiri sendiri. Rangkaian ulang tahun ke-82 Sobokartti telah dimulai sejak beberapa hari sebelumnya. Pada tanggal 26 Oktober 2013 malam, penari yang lebih senior pun memberikan persembahan yang tak kalah cantiknya.

sumber foto :  Sobokartti

Di Sobokartti, aktivitas yang terus gencar 'didekatkan' kepada kawula muda tak hanya menari saja. Ada seni membuat wayang kulit, menabuh gamelan maupun menjadi dalang. Meskipun dukungan dari pihak-pihak terkait masih minim kepada salah satu sanggar seni tertua di Semarang ini, namun para penanggung jawab Sobokartti tetap optimis menjalankan misi cinta budaya Jawanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun