Tentu saja, saya tidak bercerita tiap hari saya bekerja capek komuter Bogor Jakarta Bogor, karena saya hanya sesekali ke Ibukota, misalnya urusan Nangkring Kompasiana yang rugi banget kalau dilewatkan. Aktivitas online saya sebagai freelancer dan pekerja sosial di beberapa tempat di Indonesia memang membuat saya merasa perlu menulis, bahwa, Berjalan Kaki-lah di Bumi ini. Yuk, kita rentangkan sayap, perluas pandangan. Dari Buku yang kita baca sebagai jendela, menuju kaki kita yang melangkah menuju pintu itu.Â
Naik jembatan penyeberangan jam 12 malam di Manila. Ngeri Ngeri Sedap!
Pemandangan dari Jembatan penyeberangan di Manila
Hidup akan lebih optimal dan lebih bermakna. Makanya, kalau ada orang yang baperan, gampang marah, sumbu pendek, nyinyir dan seterusnya di dunia online dan medsos, mungkin dia lelah.
Kurang Piknik. Buatlah waktu untuk
me time, berjalan kaki ke tempat yang jauh, dan menemukan makna hidup dan ketenangan. Dunia diciptakan Tuhan untuk dinikmati dan dijaga, sebelum kembali kepada-Nya.
Urusan pegal, tak usah khawatir, usapan Geliga Krimmisalnya, menjadi teman yang membuat kedua tungkai-mu menjadi bergairah kembali menempuh jarak yang kamu pantau melalui gadget mu. Bebas Pegal! Senang deh.
Jalan kaki di Tokyo enak, banyak temannya!
Yuk
temukan horison baru,pandangan yang baru, agar hidup ini kita belajar menghargai alam yang diciptakan dan beragam manusia yang diciptakan  untuk tujuan yang telah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Bagi agama saya, sebagai "khalifatulil ardh".Â
Selamat berjalan kaki tanpa khawatir!
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya