Hasil kerajinan dari kantong plastik menjadi dompet cantik di display
Pengolahan jaring/tali dari sabut kelapa yang ramah lingkungan difasilitasi NNT
Coconet yg sudah tergulung dan tertumpuk rapi
Yummy! Buah naga merah
Saya rasa, ini bukan karena Newmont-nya. Picik kalau hanya sekedar nama. Tapi bagaimana keuntungan untuk bangsa ini terjaga. Kesejahteraan meningkat. Karyawan Newmont yang ada toh tidak abadi. Mereka akan berhenti ketika sumberdaya ini habis. Karena tidak dapat diperbaharui. Apabila ada perusahaan lokal yang diset oleh pemerintah, tentu mereka (karyawan) juga senang. Ganti “bos” saja. Bahkan lebih baik karena jadinya BUMN dan punya jaminan pensiun. Bekerja untuk bangsa. Senang kok. No Problemo. Pertanyaannya, siapkah? Dan adakah ke arah sana? Itu Pe-er untuk negara besar ini. Selama ini pendekatan hanya pengetatan aturan semata. Tidak cukup. Ini tidak solutif dan tidak pula berdampak baik. Sedangkan NNT, di lain pihak, ternyata malah mendapatkan anugerah investasi dari Pemda Kab Sumbawa Barat. Jadi, ini nilai keberadaan NNT itu. Desa Maluk yang dulu hanya dusun kecil dengan kurang drari 100 KK sekarang sudah menjadi 5 desa dengan jumlah penduduk 12.000 jiwa. Betapa pesat populasinya. Apa yang terjadi? Cukup aneh sih menurut saya. Yang kita ketahui selama ini.. hanya kata "Asing", sama dengan mengeruk kekayaan ke lur negeri dan menimbulkan kerusakan. Itu sudut pandang orang luar Sumbawa (barat) toh? Nah, kembali ke pertanyaan yang mungkin merasuk sejak awal tulisan ini dibuat, apa kontribusi NNT? Mengapa Ia malah dianggap "hero" di masyarakat lokal? Then, we need DATA. Alhamdulillah, saya mendapatkan data itu. Semacam fact sheet, Sejak diresmikan tahun 2000 hingga 2013, kontribusi perekonomian selama tiga belas tahun tercatat. Silakan baca dulu disini. Lalu browse dulu dan baca sekilas tentang NNT di web resminya disini. Setelah baca, baru kita lanjutkan ya agar "sesi ini bisa kita akhiri". Jadi, Mari kita lihat terus tulisan ini ke bawah. Vitalitas, Vital! Ketika akan memasuki area tambang, terlihat jelas prasasti yang menunjukkan bahwa area tambang batu hijau ini adalah “objek vital negara yang dilindungi”. Ini menunjukkan kontribusi tambang harusnya untuk kesejahteraan rakyat. Mau perusahaan apa yang menambang, garis ini jelas. Ini punya bangsa kita. Silakan Anda yang diatas mengatur bagaimana baiknya, saya hanya peduli masyarakat bisa sejahtera di level mikro, rumah tangga. Kalau negara tidak hadir, itu masalah tapi tidak bisa menyalahkan masyarakat. Jangan bicara nasionalisme kalau perut lapar. Pada satu ketika, saya juga berkesempatan mengunjungi Powerplant NNT. Letaknya di dekat pelabuhan Benete. Disini terdapat dua pembangkit, yaitu PLTU (Uap) dan PLTD (Diesel). Uap yang berjalan, Diesel merupakan cadangan. Ditempat ini pula lah konsentrat diangkut ke Kapal alias terjadi “penjualan”. Pembangkit ini adalah vital. Tak hanya untuk aktivitas di NNT, bahkan sempat membantu Pemerintah untuk memberikan akses listrik loh ke warga sekitar. Batubara yang dipakai untuk pembangkit ini adalah enviro coal yang ramah lingkungan. Dari cerobong yang terdiri dari 4 emisi di PLTU, diawasi ketat dengan sistem canggih yang terkomputerisasi di Control Room. Penilaian dampak lingkungan selalu dilakukan pihak ketiga yang berwenang dan kompeten, serta NNT selalu melapor ke Kementerian Lingkungan Hidup.
Bersama para punggawa fasilitas vital di command center terkomputerisasi canggih.
Di ruang command center yang nyaman ini semua terkomputerisasi. Kandungan emisi yang dapat dijaga dengan rapi dan dilihat melalui monitor. Menjaga kebutuhan vital dan menjaga kadar buangan yang sesuai dengan standard dan tak merusak lingkungan, menurut bapak-bapak ini, "adalah kebanggaan kami dan ini yang bikin kami pede". Kami juga bangga pak! Konsen, Konsentrasi, Konsentrat! Setelah smelter dibangun nanti, tentu konsentrat tembaga akan diangkut ke smelter dan diolah, tidak langsung diekspor. Silakan saja, bagaiman membuatnya. Bukan itu konsen saya. Konsen saya bukan hal kebijakan maupun untung-rugi NNT, tapi keberlanjutan perekonomian masyarakat yang sangat terbantu dengan keberadaan tambang. Pun siapa pengelolanya urusan kedua. Kalau Indonesia siap, lebih baik toh? Yang pasti NNT saat ini beroperasi sebagai bagian dari “Newmont” yang “amerika” itu katanya. That’s it. Nasionalisme sampai disitu aja ya. Kita ngga ngomongin itu. Tapi ngomongin aktivitas praktiknya pertambangan apakah comply dengan konsep keberlanjutan atau tidak. Sama halnya saya tak ambil pusing negara ini mau kesatuan atau federal asalkan rakyat sejahtera; desa sejahtera sudah cukup. Kata Pemimpin Tiongkok yang legendaris, Deng Xiaoping, “Saya tak peduli kucingnya hitam atau putih, yang penting bisa menangkap Tikus”.