Menulis dengan Gaya W3C, Apa Sajakah itu?
Menulis di Web bisa menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan. Namun, cara penulisan yang baik dan benar harus diperhatikan. Baik penulis maupun membaca harus memahami information literacy yaitu kemampuan untuk mengevaluasi dan merevisi materi agar sesuai dengan situasi yang diinginkan.Â
Untuk memenuhi kemampuan tersebut, beberapa pertanyaan harus dipenuhi jawabannya baik dari sisi pembaca maupun penulis. Pertanyaan tersebut adalah
1. Apakah informasi yang diberikan sudah akurat?
2. Apakah informasi yang digunakan berguna?
3. Informasi apa yang paling penting bagi pembaca?
4. Apa yang paling harus dipahami oleh pembaca setelah membaca keseluruhan bacaan?
5. Apa yang bisa dirujuk oleh pembaca ketika suatu saat membutuhkan informasi tersebut?
6. Bagaimana caranya membuat informasi melekat di pikiran pembaca?
7. Apa yang diinginkan penulis dari pembaca setelah memperoleh informasi yang disampaikan?
8. Apa yang pembaca ingin lakukan setelah memperoleh informasi?
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, penulis harus memahami karakter yang ada dalam penulisan konten digital di Web, yakni:
1. Menggunakan teks yang lebih pendek dengan lebih banyak jeda.
Penggunaan teks yang lebih pendek namun informatif akan lebih menarik untuk dibaca dan tidak meninggalkan banyak kesulitan bagi pembaca untuk memahaminya.
2. Menggunakan lebih banyak tautan dan konten multimedia
Dengan melampirkan lebih banyak tautan maka beberapa informasi bisa terhubung dengan lebih mudah
3. Elemen desain adalah komponen penting
Penulisan konten digital di Web harus mampu menarik secara visual untuk mendorong pembaca membaca lebih banyak informasi yang ada, karenanya desain yang baik menjadi elemen penting yang harus diperhatikan penulis.
4. Pembaca dapat membaca informasi dari berbagai cara yang saling terkait
Informasi yang disampaikan dapat dibaca oleh pembaca dengan banyak cara melalui noda yang berkaitan
5. Konten bisa berubah-ubah
Konten yang disampaikan di Web cenderung bisa diubah atau diperbarui
Selesai memahami informasi apa saja yang harus muncul dan bagaimana karakter penulisan di Web, kini penulis bisa mulai menyampaikan informasi yang diinginkan. Salah satu gaya yang banyak digunakan adalah W3C (World Wide Web Consortium). Menurut Blakesley dan Hoogeveen (2011,h.366), style W3C dalam menulis di Web tersebut adalah:
1. Judul dan deskripsi tautan yang diberikan harus jelas
Judul yang jelas dan dibutuhkan pembaca akan lebih menarik minat. Selain itu, untuk mengisi informasi agar menjadi lengkap maka perlu juga ditambahkan deskripsi tautan jika beberapa informasi saling terhubung dalam bagian yang berbeda.
2. Tuliskan topik di awal kalimat atau paragraf.
Bagian yang paling penting dan menarik, yakni topik utama, sebaiknya diletakkan di bagian awal kalimat atau paragraf agar perhatian pembaca dapat diperoleh dengan lebih baik. Topik yang jelas akan memudahkan pembaca untuk mencari informasi yang mereka butuhkan.
3. Tuangkan satu ide pokok dalam satu paragraf
Agar tulisan tak berbelit-belit dan informasi yang diberikan bisa diterima dengan jelas, satu paragraf sebaiknya mengandung satu ide pokok. Hal ini juga untuk menghindari tercampurnya beberapa ide pokok atau informasi penting yang tak saling berhubungan atau bahkan berlawanan.
4. Hindari penggunaan bahasa gaul atau jargon
Dengan menulis di Web, maka pembaca tulisan penulis dapat berasal dari mana saja dengan latar belakang yang berbeda-beda. Karenanya, perlu untuk memperhatikan aspek pemahaman dari pembaca. Penggunaan bahasa gaul atau jargon biasanya tidak bersifat universal sebab hanya dimengerti dan bersifat familiar di kelompok tertentu saja.
5. Menggunakan kata-kata yang biasa digunakan
Seperti halnya pada poin nomor 5 di atas, pembaca tulisan di Web akan lebih bervariasi sehingga penting untuk menggunakan kata-kata yang biasa digunakan secara luas oleh segala kelompok.
6. Menggunakan kalimat aktif
Salah satu tips dan saran yang diberikan oleh W3C adalah menggunakan kalimat aktif yang lebih mempersuasi pembaca untuk melakukan sesuatu sesuai dengan informasi yang diberikan.
7. Hindari susunan kalimat yang kompleks
Poin penting dari suatu bacaan adalah bagaimana informasi bisa diterima oleh pembaca. Penulis diharapkan bisa menyampaikan informasi dengan sebaik dan semudah mungkin. Untuk itu, penggunaan kalimat yang sederhana bisa membantu untuk memenuhi tujuan ini.
Lalu, bagaimana menjaga orisinalitas dan kejelasan sumber dari suatu informasi? Untuk menjawab pertanyaan ini maka muncul sebuah hak yang disebut dengan copyrights. Copyrights adalah kumpulan hukum yang legal yang telah disahkan yang berhubungan dengan penciptaan, pendistribusian, atau penyampaian sebuah konten, baik secara tekstual, visual, maupun audio.
Untuk mencantumkan sebuah informasi dalam tulisan yang kita buat, kita tak perlu selalu memperoleh izin copyrights, tetapi pemberian situasi tetap harus dicantumkan.Â
Beberapa konten gambar yang harus dicantumkan copyrights adalah hasil fotografi yang dipotret oleh orang lain, clip art yang digambar oleh orang lain, ilustrasi yang diciptakan oleh orang lain, dan logo sebuah perusahaan atau organisasi. Sedangkan untuk screenshot sebuah film atau websites, biasanya copyrights tak perlu dicantumkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H