Mohon tunggu...
Undix Doang
Undix Doang Mohon Tunggu... -

Menulis tidak bisa diajarkan, tapi bisa dipelajari.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Deis Vs Ateis di TIME

9 Februari 2011   13:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:45 1892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

COLLINS: Konstanta gravitasi, jika tidak berhenti pada angka sekarang di seratus juta juta, maka pengembangan Alam-Semesta setelah Ledakan Besar tidak bakal tiba pada kondisi yang memungkinkan kehidupan muncul. Ketika Anda melihat pada bukti itu, sangat sulit menerima gagasan bahwa hal itu hanya kebetulan. Tapi kalau Anda bersedia peduli pada kemungkinan satu perancang, hal ini merupakan penjelasan yang lebih bisa diterima, penjelasan untuk sejenis peristiwa yang luarbiasa musykil-katakanlah, kehadiran kita.

DAWKINS: Orang yang percaya pada Tuhan menyimpulkan bahwa haruslah ada tombol adiluhung yang mengatur setengah lusin konstanta agar bisa tepat. Persoalannya adalah, karena suatu hal sangat musykil bisa terjadi, kita perlu Tuhan untuk menjelaskannya. Tapi Tuhan semacam itu lebih musykil lagi. Fisikawan datang dengan penjelasan lain. Salah satunya menyatakan bahwa keenam konstanta itu tidak bebas berubah-ubah. Sejumlah teori penyatuan akhirnya bisa memperlihatkan bahwa konstanta-konstanta itu terkunci dalam saling-kait. Hal itu memangkas hal-hal ganjil seolah sekedar muncul untuk mengisi tempat yang sudah disediakan. Penjelasan lain adalah multiversi alam-semesta (multiverse) yang menyatakan bahwa boleh jadi Alam-Semesta tempat tinggal kita hanya satu dari sekian banyak alam-semesta. Sebagian besar alam-semesta lain tidak akan mengandung kehidupan karena konstata gravitasinya salah atau konstanta ini-itu salah. Tapi, sebagaimana bertambahnya jumlah Alam-Semesta, keganjilan pun menggunung pada pendapat bahwa satu dari sekian banyak Alam-Semesta sengaja disetel agar pas.

COLLINS: Ini adalah pilihan yang menarik. Kecuali punya penyelesaian teoretik, yang saya kira tidak ada, dengan kata lain Anda mau bilang ada trilyunan Alam-Semesta pararel di luar sana yang tidak bisa kita amati sekarang ataukah mau bilang ada satu rencana. Saya mendapati pendapat tentang kehadiran Tuhan yang merencanakan, lebih menarik daripada mengelembungkan semua multiverse ini. Jadi Silet-Occam-Occam kata kamu, harus memilih penjelasan yang paling sederhana dan lugas-membimbing saya untuk lebih percaya pada Tuhan daripada multiverse, yang kelihatannya lebih susah dibayangkan.

DAWKINS: Saya menerima bahwa mungkin ada hal yang jauh lebih agung dan lebih sulit diterima daripada yang kita mampu bayangkan. Apa yang tidak saya pahami adalah mengapa Anda menyertakan kemusykilan dan sebelumnya Anda tidak menerima bahwa Anda menjilat ludah sendiri dengan merumuskan sesuatu sebagai musykil, menimpakan semua pada kemunculan kata "Tuhan".

COLLINS: Tuhan saya tidaklah musykil bagi saya. Dia tidak perlu kisah penciptaan atau menyetel sesuatu. Tuhan adalah jawaban untuk segala pertanyaan: "Bagaimana semestinya sesuatu muncul".

DAWKINS: Saya kira itulah sumber segala kemalasan berpikir. Adalah pertanyaan besar sains yang rendah-hati untuk menemukan apa yang sekarang ini dianggap musykil. Sekarang, Dr Collins bilang bahwa, "Baiklah, Tuhan melakukannya. Dan Tuhan tidak perlu penjelasan karena Tuhan ada di luar semuanya." Wah, benar-benar pengelakan yang luar-biasa dari tanggungjawab untuk menjelaskan. Ilmuwan tidak melakukan hal itu. Para ilmuwan bilang, "Kita sedang meneliti hal itu. Kita sedang bertungkus-lumus memahaminya."

COLLINS: Tentu saja sains semestinya terus mencari apakah kita dapat bukti tentang multiverse yang mungkin menjelaskan mengapa Alam-Semesta seperti sekarang adanya. Tapi saya keberatan pada pendapat bahwa segala sesuatu yang berada di luar alam, ditendang dari percakapan. Itu adalah pemiskinan wawasan seputar pertanyaan yang kita, manusia, ajukan, seperti "Mengapa saya ada", "Apa yang terjadi setelah kita mati", "Adakah Tuhan". Kalau Anda menolak menerima  peran itu, Anda akan mentok pada kemungkinan nol untuk kehadiran Tuhan, lantaran meyakinkan Anda yang mengandalkan bukti. Tapi jika pikiran Anda terbuka tentang apakah bisa Tuhan hadir, Anda dapat menuju pada sisi-sisi Alam-Semesta yang konsisten dengan kesimpulan itu.

DAWKINS: Bagi saya, pendekatan yang tepat adalah dengan mengatakan bahwa kita luarbiasa tidak tahu tentang masalah-masalah ini. Kita perlu menelitinya. Tapi tiba-tiba saja menyatakan bahwa jawabannya adalah Tuhan-bagi saya sepertinya tiba waktunya mengakhiri diskusi ini.

TIME: Apakah jawabannya adalah Tuhan?

DAWKINS: Bisa jadi ada sesuatu yang luarbiasa agung dan tak terpahami dan di luar jangkauan pemahaman kita sekarang ini.

COLLINS: Ya itulah Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun