Berdasarkan uraian diatas maka beberapa alasan model flipped classroom meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik adalah :
1. Â Fokus pada pemahahaman konsep.
Dalam modell flipped classroom peserta didik terlebih dahulu ke materi pembelajaran sebelum pertemuan de kelas. Dengan mempelajari materi secara mandiri, peserta didik dapat membangun pemahaman dasar tentang konsep tersebut sebelum berinteraksi dengan pendidik dan teman sekelas. Hal ini memungkinkan peserta didik untuk lebih fokus pada pemahaman konsep dan mempersiapkan pertanyaan atau masalah yang relevan untuk bahan diskusi di kelas. Dengan pemahaman yang lebih kuat maka peserta didik akan terlibat secara aktif dalam diskusi saat pembelajaran di kelas.
2. Â Diskusi dan kolaborasi.
Dalam pertemuan kelas dengan model flipped classroom waktu yang biasanya dihabiskan untuk memberikan materi pembelajaran dialihkan untuk diskusi, kolaborasi dan penerapan konsep yang dipelajari. Peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas yang mendorong pemikiran kritis, analisis dan evaluasi. Dengan berkolaborasi dengan teman sekelas, peserta didik dapat melibatkan perspektif yang berbeda dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis dalam merespon pendapat atau argument peserta didik lainnya.
3. Â Penerapan konsep dalam konteks nyata.
Dalam model flipped classroom, setelah peserta didik memperoleh pemahaman konsep melalui materi yang dipelajari secara mandiri, mereka dapat diberikan tugas atau aktivitas yang melibatkan penerapan konsep tersebut dalam konteks nyata. Misalnya diberi pertanyaan atau masalah yang menguji pemahaman mereka dan mendorong mereka untuk berpikir kritis dalam mencari solusi. Dengan menerapkan konsep dalam konteks yang relevan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis, mengevaluasi dan memecahkan masalah.
4. Â Umpan balik yang terarah.
Dalam model flipped classroom pendidik dapat memberikan umpan balik yang tebih terarah dan mendalam kepada peserta didik. Dalam pertemuan di kelas peserta didik dapat secara langsung memberikan umpan balik terhadap pemahaman peserta didik, kesalahan yang dibuat, hal-hal baik yang sudah dilakukan serta proses berpikir mereka. Hal ini memungkinkan peserta didik untuk memperbaiki pemahaman, memperdalam keterampilan berpikir kritis mereka serta membangun kesadaran metakognitif terhadap cara berpikir mereka.
Referensi:
Arif, D. S. F., Zaenuri, & Cahyono, A. N. (2019). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Pada Model Problem Based Learning ( PBL ) Berbantu Media Pembelajaran Interaktif dan Google Classroom. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana UNNES, 2018, 323--328.