Semasa saya belajar di pesantren dulu, kami diajarkan dengan kumpulan kata-kata bijak atau kata mutiara Arab. Kata-kata bijak ini biasanya berasal dari perkataan khulafau al-rasyidin, sahabat Rasulullah, imam mazhab, hingga ulama yang ahli dalam bidang kelilmuan Islam.Â
Oleh karena kata-kata atau kalimat tersebut menginspirasi banyak orang, maka lmuncullah inisiatif untuk mengumpulkannya dalam satu karya, hingga kini kitab mahfudzot banyak diajarkan di pesantren-pesantren.
Salah satu kalimat yang sesuai dan serasi dengan judul tulisan ini adalah al-'aqlu al-salim fi al-jismi al-salim yang bermakna akal yang sehat terdapat pada raga yang sehat.Â
Bagi saya (dulu) istilah tersebut hanya sebatas memotivasi para santri agar giat berolahraga guna bisa memiliki badan sehat untuk melakukan berbagai aktivitas selama 24 jam, termasuk tidur. Namun sekarang, saya kembali memaknai dalam perspektif yang berbeda.
Al-'aqlu al-salim fi al-jismi al-salim ditandai dengan kondisi akal yang sehat tanpa gangguan apapun, ia akan selalu berada pada raga atau badan yang sehat. Jika kita mengalami sakit, tentu akan menghambat rutinitas, misalnya seorang ibu rumah tangga akan kesulitan untuk mengurus rumah tangga apablia ia sakit, di luar kondisi suaminya membantu atau tidak dalam mengerjakan hal tersebut, apalagi jika ibu tersebut merupakan seorang orangtua tunggal. Cerita ini tidak akan berbeda apapun profesinya, selama seseorang sakit, otomatis pekerjaan yang lain akan terhambat untuk dilakukan.
Berpusat tentang kesehatan manusia, tentu tidak hanya sebatas pada badan atau raga saja, karena manusia terdiri dari dua dimensi, materil dan spirituil, fisik dan ruhani, yang artinya selain kesehatan fisik, manusia juga memerlukan ruhaninya agar dapat menjaga keseimbangan dalam menjalani kehidupan
Membahas isu-isu seputar perempuan memang tiada batasnya, karena kehidupan itu bersifat dinamis, pun dengan kehidupan semua makhluk hidup, termasuk perempuan. Mengulik isu-isu yang berkenaan tentang perempuan memiliki karakter yang menarik, unik, menantang, sampai mendatangkan kebahagiaan.
Di dunia yang kita tinggali ini, perempuan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam semesta, bagaikan yin dan yang, mikro dan makro kosmos, semua saling terkait untuk saling menjaga dan membantu bagi keberlangsungan hidup.
Saya agak enggan membahas tulisan ini dari awal mula penciptaan manusia, laki-laki dan perempuan, Adam dan Hawa, saya menganggap tulisan ini akan menjadi saripati dari kegalauan pikiran saya tentang pentingnya kesehatan lahir dan batin bagi manusia.
Kita tentu telah mendengar dan menonton tentang banyak berita yang mengisyarakatkan bahwa sosok perempuan bisa menjadi korban dan pelaku pada tindak kriminal. Dari sudut pandang mereka yang berwenang segala motif, modus, hingga interogasi dilakukan agar mereka mendapat jawaban yang sesuai dengan fakta dan tempat kejadian perkara (tkp). Yang menarik, masyarakat kita terbagi ke dalam berbagai golongan dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Keadaan manusia yang sehat jasmani dan rohaninya tentu akan memberikan energi positif terhadap diri dan orang-orang sekitarnya. Tidak semua orang memiliki keluwesan untuk mengekspresikan diri, dan tidak semua manusia mampu mengenal dirinya sendiri, sehingga ia mampu untuk mendidik, mengajar, dan mengontrol emosinya, meskipun ia berada dalam jasad yang sama bersama jiwanya.
Mengapa menjaga kesehatan lahir -- batin dan jasmani -- rohani begitu penting bagi manusia? Karena di sanalah manusia bisa mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, ia mampu menjalankan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya, dan juga menjauhi apa yang dilarang, amar ma'ruf nahi munkar, sesederhana itu.
Kesehatan jasmani dan rohani harus memiliki keseimbangan yang proporsional, agar ia dapat mendatangkan hal-hal yang bersifat positif, serta mengarahkan manusia menjadi makhluk Allah yang lebih baik dari waktu ke waktu.Â
Jika manusia mampu mengenal dirinya, tentu ia akan membantu orang lain untuk menemukan jati diri, sehingga bersama-sama menemukan tujuan hidup di dunia untuk kembali kepada akhirat dengan bekal yang cukup, yang selama ini ia tanam dan jaga.
Mungkin bagi beberapa golongan di masyarakat isu kesehatan jasmani dan ruhani tidak mendapat perhatian yang serius, di saat yang sama upaya pihak-pihak yang memiliki keahlian pada bidang ini di rasa masih sangat kurang sosialisasi, yang ditemukan adalah masih banyak dari yang belum menemukan jalan kembali pada fitrahnya, yaitu menjadi insan yang percaya diri dengan akal sehatnya, insan yang penuh syukur dengan segala usahanya, namun di sisi lain mereka masih mendapatkan perlakuan yang tidak adil atau dipandang sebelah mata.
Pada artikel ini saya lebih memilih untuk menggunakan kesehatan jasmani dan rohani karena saya pikir diksi ini lebih dekat dengan telinga masyarakat Indonesia. Saya mengajak teman-teman yang budiman untuk turut berperan aktif dalam menumbuhkan empati terhadap sesama, baik dalam hubungan dekat maupun jauh, sehingga empati yang kita punya dapat menolong mereka yang membutuhkan.
Saya percaya bahwa setiap perempuan pasti memiliki kekuatannya sendiri, yang perlu diperhatikan yaitu kaum perempuan harus bisa saling menjaga, saling menolong, saling peduli, keadaan inilah yang seharus terus ditumbuh-kembangkan agar perempuan-perempuan Indonesia bisa menjadi perempuan yang patut menjadi teladan secara lahir maupun batin. Â
Jika kalimat saya ini dapat terwujud, niscaya para pahlawan perempuan Indonesia akan merasa bangga bahwa perjuangan mereka kini berkembang pada hal-hal yang bersifat intens dan manusiawi.
Kesehatan jasmani dan rohani tidak bisa dianggap sepele, apalagi jika mengakibatkan hal-hal yang tidak berkenan bahkan merujuk pada keburukan hingga tindak kejahatan.Â
Kita yang masih diamanatkan oleh Allah Swt dengan pikiran dan jiwa yang sehat menjadi wajib hukumnya untuk saling menjaga, mengingatkan, dan mendampingi demi mewujudkan tujuan manusia dilahirkan, yakni sebagai khalifatullah fil ardh, manusia diutus untuk menjadi khalifah bagi seluruh makhluk Allah di bumi, inilah alasan mengapa kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu, potensi, dan kesempatan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H