Mohon tunggu...
Nurhasanah Munir
Nurhasanah Munir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna

I'm a dreamer and wisdom seeker// Ailurophile// write to contemplate

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ponorogo Tak Hanya tentang Reog

25 Januari 2017   10:23 Diperbarui: 26 Januari 2017   10:08 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembangunan waduk akan dimanfaatkan untuk menampung air hujan guna kepentingan masyarakat (Photo: Dok. Pribadi)

Pembangunan waduk akan dimanfaatkan untuk menampung air hujan guna kepentingan masyarakat (Photo: Dok. Pribadi)
Pembangunan waduk akan dimanfaatkan untuk menampung air hujan guna kepentingan masyarakat (Photo: Dok. Pribadi)
Dari anak-anak hingga orang dewasa dengan sangat ceria menyaksikan alat-alat berat bekerja merapikan tanah dan “menggilas” beberapa bagian bukit yang akan “digusur.” Saya tersenyum melihat pemandangan yang dua kali lebih alami dari yang saya amati di telaga Ngebel.

Prinsip orang desa untuk berbahagia itu mudah, hanya menikmati dan mensyukuri yang ada di sekitar saja. Bagi mereka, tak perlu ke kota untuk mencari bahagia, karena sumber kebahagiaan ada di hati setiap manusia.

Seorang bapak tampak sedang menikmati pemandangan di sekitar pembangunan waduk (Photo: Dok. Pribadi)
Seorang bapak tampak sedang menikmati pemandangan di sekitar pembangunan waduk (Photo: Dok. Pribadi)
Di sekitar kawasan ini pula, beragam jajanan terpampang. Mulai dari warung kopi, bakso, es krim, hingga sosis dan otak-otak. Semuanya benar-benar murah meriah, saya ucapkan terima kasih banyak pada Yuli karena telah mengantarkan saya ke tempat yang indah ini.

Warga desa berbondong mengajak sanak famili untuk menyaksikan pembangunan waduk (Photo: Dok. Pribadi)
Warga desa berbondong mengajak sanak famili untuk menyaksikan pembangunan waduk (Photo: Dok. Pribadi)
Entah kapan, saya pasti akan kembali lagi ke Ponorogo untuk merekam simfoni alamnya yang belum sempat diabadikan. Ya, Ponorogo pun tak hanya tentang Reog, meskipun tanpa Reog Ponorogo terlihat lebih berkesan, namun cobalah melirik objek-objek lain yang tak kalah memukau mata mempesona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun