Mohon tunggu...
Nurhasanah Munir
Nurhasanah Munir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna

I'm a dreamer and wisdom seeker// Ailurophile// write to contemplate

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Era Medsos, Saatnya Warga Menjadi Juru Tulis Paling Depan!

15 November 2016   11:14 Diperbarui: 16 November 2016   01:07 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Research: mengawali tulisan dengan melakukan penelitian terlebih dahulu adalah satu hal yang paling baik. Dengan meneliti, seorang penulis merasa bertanggung jawab atas apa yang akan ditulisnya, karena ia menyadari bahwa tulisannya akan dibaca oleh orang banyak. Sehingga ia harus menyajikan tulisan yang jujur dan sesuai fakta.

Reliabel: banyak penulis masa kini yang mengesampingkan unsur reliabel, padahal unsur yang satu ini sangat penting. Mempertimbangkan apakah satu tulisan masih saling terhubung dan terkait atau tidak?

Reflecting: seorang penulis yang baik tentu akan merefleksikan tulisannya ke dalam dirinya terlebih dahulu, atau lebih jauh ke lingkungan sekitarnya. Jika hal ini menjadi syarat wajib bagi tulisannya, artinya ia dapat merasakan kepekaan yang mendalam.

Right: yang paling krusial adalah tentang unsur yang satu ini. Sebelum menulis, belajarlah jujur pada diri sendiri. Terkadang kita menulis untuk menjawab keresahan dalam hati dan pikiran kita.

Ketika kejujuran menjadi standar penulisan kita, maka tulisan-tulisan yang lahir dari dalam diri, akan memancar keluar menjadi serpihan energi yang berpengaruh baik.

Penulis yang baik akan memegang teguh kebenaran, apapun resikonya. Kang maman telah membuktikannya. Meskipun seringkali tulisannya tidak terbit akibat desakan dari rezim yang berkuasa yang mengatur terbit atau tidak suatu tulisan.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Toh, kang Maman semakin menunjukkan jati dirinya sebagai penulis yang banyak makan asam garam. Tidak hanya berkutat di bidang jurnalistik, kang Maman juga berkelana di berbagai bidang meskipun landasannya tetap dunia tulis menulis.

Sehubungan dengan pengalamannya tersebut, kang Maman memberikan para kompasianer pilihan dalam menentukan karakter: generalis atau spesialis. Pilihan di tangan para blogger!

Kang Maman yang berbicara dengan bukti telah mewujudkan keduanya. Menurut saya pun demikian. Tidak ada dikotomi untuk menjadi penulis yang generalis atau spesialis, yang ada hanya “Ayo Nulis” meminjam dari jargonnya bang Isjet.

“Jadilah penulis, minimal untuk cerita kehidupanmu sendiri. Menulislah maka namamu kian abadi.” (Nurhasanah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun