Mohon tunggu...
una anshari
una anshari Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Merasakan, Menulis dan Membagikan

Traveller yang selalu berharap dapat mengambil hikmah dalam perjalanan untuk ditulis dan disharekan. Berbagi itu indah :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rekening Abadi dan Kedermawanan Seorang Dzinurain

20 April 2019   16:58 Diperbarui: 20 April 2019   17:03 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lambat laun, kebun kurma sekitar sumur itu berbuah. Berbeda sekali ketika masa Yahudi, tidak pernah berbuah lebat. Hanya sesekali dan sekedarnya.

Maka, benarlah kalau keberkahan itu hadir di dalam jiwa-jiwa yang ikhlas.

Oleh Ustman, perkebunan itu kembali ditanami pohon kurma sekitar 500 pohon. Jika satu pohon menghasilkan seribu kg, maka seluruh hasil perkebunan itu bukan untuk dinikmati, lagi-lagi ia sedekahkan untuk kebutuhan kaum fakir dan miskin.

Begitu seterusnya, hingga akhirnya tiba ajalnya. Khalifah setelahnya tetap melakukan kebiasaan tersebut.

Pada masa kekhalifahan Turki tetap dilakukan dan ditambahi dengan pencatatan yang rapih.

Lalu bagaimana hingga akhirnya memiliki rekening?

Masyaallah hingga pada zaman kerajaan Saudi ada, kebun kurma masih terus berbuah.

Oleh kerajaan Saudi, hasil kebun kurma dibagi dua. Setengah untuk disedekahkan. Setengah lagi untuk dijual dan dibukakan rekening atas nama Ustman Bin Affan untuk dimasukkan setiap keuntungan  dari setiap hasil penjualan kurma.

Sekarang ini, dari hasil kebun tersebut, oleh kerajaan Saudi dibelikan tanah atas nama Ustman bin Affan dekat masjid Nabawi untuk dibangun hotel bintang lima guna menampung jamaah haji maupun umroh.

Hingga hari ini hotel jalan, kebun kurma menghasilkan, begitupun air yang masih mengalir dari sumur tersebut.

Lihatlah, berkali-kali lipat keuntungan yang diberikan Allah Ta'ala kepada sang dermawan, yang tidak mempedulikan kehilangan uang 8 milyar untuk sebuah sumur demi memenuhi hajat saudara seimannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun