Dalam dunia kerja yang begitu kompetitif, budaya gila kerja dan produktivitas yang tinggi sangatlah disanjung namun hustle culture menimbulkan beberapa dampak bagi kesehatan seperti berkurangnya waktu beristirahat, kurang tidur, dan seringkali memotivasi diri sendiri untuk terus mengabaikan rasa sakit dengan tetap bekerja.Â
Mengutip hasil penelitian Curent Cardiology Report melaporkan bahwa masyarakat yang menanamkan pola hustle culture rentan mengalami penyakit kardiovaskuler meliputi penyakit jantung koroner, gangguan irama jantung dan hiperkoagulasi. Beberapa penyebab timbulnya hustle culture meliputi:
1. Perkembangan teknologi
Kemudahan sarana teknologi untuk mengirimkan tugas kantor yang dimiliki smartphone menyumbang dampak terhadap timbulnya pola hustle culture. Secara tidak sengaja kita menjadi melalukan pekerjaan ekstra diluar jam kerja.
2. Konstruksi sosial
Jabatan dan income tinggi terkadang menjadi tolak ukur kesuksesan, padahal kondisi hustle culture sangatlah riskan terhadap timbulnya masalah kesehatan secara fisik maupun mental
3. People pleaser
People pleaser merupakan orang yang merasa tidak enak dengan orang lain dan selalu harus memenuhi ekspektasi pendapat orang lain. Dalam dunia kerja orang dengan people pleaser sangat riskan dimanfaatkan oleh temen maupun lingkungan yang toksik untuk mendapatkan pelimpahan tugas.
4. Toxic posivity
Toxic Posivity merupakan Dorongan untuk berasumsi positif meskipun berada dalam lingkungan tertekan. Kondisi ini akan menimbulkan keraguan kita apakah untuk tetap bertahan atau memutuskan keluar. Hal ini, akan menimbulkan pemikiran seperti " Haruskah aku terus menerus menyesuaikan diri atau memilih pergi?". Ada yang pernah membaca tentang boling frog syndrome?
Boiling Frog Syndrome sebagai Dampak Sistem Hustle Culture
Istilah boiling frog syndrome mucul karena adanya eksperimen pada katak yang dimasukan kedalam panci dengan air yang mendidih. Katak akan mempertahankan diri dengan menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu air yang meningkat.Â