Mohon tunggu...
Tri Ratnawati dr
Tri Ratnawati dr Mohon Tunggu... Dokter - Dokter umum

Menulis, memasak

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sindrom Patah Hati

31 Juli 2023   14:17 Diperbarui: 31 Juli 2023   19:48 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://twitter.com/rafavidalperez/status/1299653551342465024?lang=cs

Prevalensi kardiomiopati takotsubo sekitar 0.5-0.9% pada populasi umum, dimana 9 kali lebih banyak pada wanita daripada pria. 90% pasien merupakan wanita postmenopause dengan rentang usia 62-76tahun. Indonesia hingga saat ini, belum memiliki data epidemiologi penyakit ini.

Bagaimana Proses Terjadinya Sindrom Patah Hati?

Proses terjadinya takotsubo kardiomiopati sering dikaitkan dengan kondisi stres, sehingga beberapa literatur menjelaskan bahwa kondisi stress baik fisik maupun psikis akan memicu produksi katekolamin yang berlebihan yang akan menyebabkan dampak negatif bagi sistem kardiovaskuler terutama ventrikel kiri jantung.

sumber https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4110608/
sumber https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4110608/

Kondisi stres akut juga menginduksi aktivasi otak dan menimbulkan respon neurologis berupa aktivasi neuron brainstrem noradrenergic dan sirkuit adrenomedulari sehingga menstimulus sekresi katekolamin lokal pada miokard dan saraf terminal simpatis dijantung.

Apa Saja Tanda dan Gejala Sindrom Patah Hati?

Tanda dan gejala dari takotsubo kardiomiopati meliputi:

1. Nyeri dada. 

Nyeri dada pada takotsubo kardiomipati merupakan nyeri dada khas angina yang memiliki ciri khas seperti nyeri dada sebelah kiri yang ditindih, diremas atau ditusuk dan nyeri tersebut menjalar ke rahang, ke skapula. nyeri bersifat kresendo dan berlangsung sekitar 3-5menit.

2. Sesak nafas. 

Sesak saat aktivitas fisik dan berkurang dengan istirahat.

3. Dizzness (pusing)

4. Sinkop (Pingsan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun