Prevalensi kardiomiopati takotsubo sekitar 0.5-0.9% pada populasi umum, dimana 9 kali lebih banyak pada wanita daripada pria. 90% pasien merupakan wanita postmenopause dengan rentang usia 62-76tahun. Indonesia hingga saat ini, belum memiliki data epidemiologi penyakit ini.
Bagaimana Proses Terjadinya Sindrom Patah Hati?
Proses terjadinya takotsubo kardiomiopati sering dikaitkan dengan kondisi stres, sehingga beberapa literatur menjelaskan bahwa kondisi stress baik fisik maupun psikis akan memicu produksi katekolamin yang berlebihan yang akan menyebabkan dampak negatif bagi sistem kardiovaskuler terutama ventrikel kiri jantung.
Kondisi stres akut juga menginduksi aktivasi otak dan menimbulkan respon neurologis berupa aktivasi neuron brainstrem noradrenergic dan sirkuit adrenomedulari sehingga menstimulus sekresi katekolamin lokal pada miokard dan saraf terminal simpatis dijantung.
Apa Saja Tanda dan Gejala Sindrom Patah Hati?
Tanda dan gejala dari takotsubo kardiomiopati meliputi:
1. Nyeri dada.Â
Nyeri dada pada takotsubo kardiomipati merupakan nyeri dada khas angina yang memiliki ciri khas seperti nyeri dada sebelah kiri yang ditindih, diremas atau ditusuk dan nyeri tersebut menjalar ke rahang, ke skapula. nyeri bersifat kresendo dan berlangsung sekitar 3-5menit.
2. Sesak nafas.Â
Sesak saat aktivitas fisik dan berkurang dengan istirahat.
3. Dizzness (pusing)
4. Sinkop (Pingsan)