Tidur atau somnus (dalam bahasa latin) merupakan suatu proses untuk pemulihan kondisi fisiologis tubuh untuk beristirahat dan berpikir. Tidur manusia diatur oleh irama sirkadian dan sleep homeostatis. Sleep homeostatis adalah kondisi dimana tubuh mempertahankan keseimbangannya seperti tekanan darah, suhu dan keseimbangan asam basa. Kontrol irama sirkadian berada di bagian ventral hipothalamus di suprachiasmatic nucleus atau SCN. Pusat pengaturan tidur manusia di otak berada di substansia ventrikulo retikulans medula oblongata.
Medula oblongata merupakan bagian dari batang otak yang menghubungkan otak dengan spinal cord. Medula oblongata berfungsi untuk mengatur aktivitas tubuh seperti sirkulasi darah,kadar oksigen, fungsi jantung dan paru.
Tahapan-tahapan tidur memiliki 2 fase sebagai berikut:
1. Rapid eyes movement (REM)
High level of brain activity  and physiological activity yang ditandai mimpi yang bermacam-macam, otot-otot menegang, kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur, sekresi asam lambung naik, gerakan mata cepat dan dapat terjadi ereksi penis. Saraf simpatetik bekerja dalam fase ini
2. Non Rapid Eyes Movement
Fase ini ditandai gelombang otak melambat dan teratur sehingga terjadi proses mendengkur. Fase ini memiliki 4 tahapan sebagai berikut:
- NREM stage I: transisi tidur dangkal dan dapat dibangunkan oleh suara
- NREM stage II: tidur ringan dan proses tubuh berhenti
- NREM stage III: sulit dibangunkan dan jika bangun linglung
- NREM stage IV: tidur dalam untuk memulihkan energi tubuh.
Mengapa manusia saat tidur dapat bermimpi?
Manusia biasanya bermimpi saat tidur berada dalam tahap REM (Rapid Eyes Movement), semakin dalam kita tertidur maka secara bertahap hipokamus mulai memutar kenangan-kenangan yang ada pada memori. Lama durasi mimpi umumnya 5-20menit. Hampir 95% dari mimpi tidak dapat diingat setelah bangun.
Apakah mimpi buruk (nightmare) hal yang wajar?
Nightmare disorder adalah munculnya mimpi-mimpi yang menakutkan atau mengerikan sehingga memicu aktivitas saraf simpatis sehingga membangunkan seseorang dari mimpinya. Kebanyakan orang yang mengalami mimpi buruk tidak mempunya gangguan psikiatri, tetapi mereka yang memiliki kondisi psikiatri tertentu lebih rentan untuk mengalami mimpi buruk. Kondisi-kondisi psikiatri meliputi skizotipal, gangguan kepribadian ambang, skizoid dan skizofrenia. Â Mimpi buruk juga dialami oleh pasien dengan retardasi mental, depresi, PTSD, gangguan cemas pada remaja dan penyakit sistem saraf pusat.
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder Fifth Edition (DSM-V), mimpi buruk didefinisikan sebagai gangguan tidur yang ditandai oleh mimpi buruk berulang yang panjang, sangat disforik dan dapat diingat jelas. Mimpi buruk dapat menjadi suatu gangguan tidur dalam DSM-V jika menyebabkan distress yang signifikan baik sosial, pekerjaan dan pribadi, mimpi buruk bukan disebabkan oleh efek fisiologis zat dan tidak adanya gangguan medis umum maupun psikiatri yang mengikuti.
Tips Mencegah Mimpi buruk
Beberapa tips untuk mencegah terjadinya mimpi buruk meliputi:
- Olahraga minimal 3x seminggu
- Mengatur jam tidur dan bangun yang sama setiap harinya
- Mengatur suasana yang nyaman ditempat tidur
- Membatasi minum beralkohol dan berkafein
- Mendengarkan musik agar rileks
- Mengurangi dan menghindari penggunaan smartphone atau barang elektrolit lainnya menjelang tidur
- Berdoa dan mematikan lampu saat tidur. Mematikan lampu akan memicu produksi hormon melatonin yang berfungsi untuk mengatur pola tidru.
- Jika anda telah beberapa kali mengalami mimpi buruk, sebaiknya berkonsultasi ke dokter spesialis kejiwaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H