Di Indonesia topik food waste (membuang makanan) tidak begitu menarik untuk diperbincangkan. Mungkin sebab di Indonesia untuk mendapatkan bahan makanan sangat mudah, tidak salah jika Koes Plus dalam lagunya berjudul Kolam Susu mengatakan bahwa tanah Indonesia layaknya tanah surga "tongkat dan kayu jadi tanaman" yang dapat diartikan ragam macam tanaman apa saja dapat tumbuh subur di tanah Indonesia. Selain itu, tidak kaget kalau masih banyak ditemui orang Indonesia setiap sore duduk dipinggiran sungai sambil menunggu kail pancing dimakan ikan.Â
Saking begitu mudahnya mendapatkan bahan makanan sampai-sampai mudah juga untuk membuangnya. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, ada sekitar 1,3 juta ton sampah makanan yang dihasilkan oleh orang Indonesia per tahun, dari perkiraan ini jika dibagi rata masing-masing orang di Indonesia menghasilkan 300 kg sampah per tahun. Jika di rupiahkan 1,3 juta ton sampah makanan setara dengan 27 triliun rupiah dan uang 27 triliun ini dapat digunakan untuk memberi makan kepada 28 juta orang. 28 juta orang yang diberi makan ini dapat memenuhi 19,6 juta orang Indonesia yang kekurangan gizi menurut Kementerian Pertanian. Dari sini dapat disimpulkan bahwa miris sekali jika di Indonesia masih ada kasus orang yang kekurangan makanan atau gizi padahal ada berton-ton makanan yang terbuang.
Topik mengenai food waste ini bisa dibilang krusial, sebab food waste menyebabkan krisis pangan, gizi dan juga lingkungan. Dari aspek lingkungan, limbah sisa makanan yang mengendap di Tempat Pembuangan Akhir akan menghasilkan gas karbon dioksida dan metana yang sangat kuat dalam memperburuk adanya pemanasan global. Sayangnya, fakta ini tidak banyak diketahui oleh orang Indonesia. Di beberapa negara maju kesadaran tentang food waste (food waste awareness) sudah lama mulai dibangun, seperti melalui peraturan pemerintah Texas dimana setiap restoran harus memiliki metode alternatif dalam mengelola sisa makanan dengan cara menyumbangkan makanan atau mendaur ulang menjadi pupuk. Begitu juga dengan Swedia, limbah makanan dijadikan sebagai sumber alternatif.
Dengan melihat betapa buruknya budaya food waste ini sudah semestinya orang Indonesia mulai memiliki food waste awareness agar dapat meminimalisir adanya sisa makanan yang terbuang sia-sia. Adapun beberapa langkah kecil yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Rutin membuat Meal Plan secara Berkala
Meal plan atau rencana makan masih menjadi barang baru bagi masyarakat Indonesia. Apalagi saat ini semakin banyak cara untuk mendapatkan makanan, hanya melalui smartphone sudah datang makanan di tangan. Hal ini membuat masyarakat cenderung spontan dalam mengatur rutinitas makan. Jika diselami lebih lanjut meal plan sangat penting, sebab kita dapat memperkirakan bahan makanan apa saja yang akan dibeli secara berkala. Dengan adanya meal plan tidak lagi ada bahan makanan yang terbuang (food loss) atau makanan yang kelebihan porsi. Bagi saya, meal plan ideal dilakukan setiap satu minggu sekali. Hitungan per minggu dinilai tidak begitu berjarak panjang dan pendek.
2. Simpan bahan makanan dengan baik agar tidak cepat busuk
Keterampilan menyimpan bahan makanan sangat penting untuk dikuasai. Meskipun saat ini hampir seluruh rumah memiliki kulkas, dalam menyimpan bahan makanan juga harus menggunakan teknik yang benar agar bahan makanan tidak cepat membusuk. Keterampilan menyimpan dan mempersiapkan bahan makanan disebut dengan istilah food preparation. Bagi kamu yang tidak memiliki kulkas juga bisa melakukan food prepartiona agar bahan makanan tidak cepat membusuk, dengan cara:
a. Siapkan bahan makanan yang akan disimpan; wortel, pok coy, kacang panjang dll
b. Siapkan kantong plastik, masukkan satu bahan makanan tersebut ke dalam plastik
c. Cipretkan dengan air, jangan terlalu basah cukup dua-tiga cipretan.