Mohon tunggu...
UMU NISARISTIANA
UMU NISARISTIANA Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

umunisaristiana26@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Covid-19 Tidak Berbahaya, yang Berbahaya itu Stigma Orang-orang

15 Januari 2021   15:05 Diperbarui: 15 Januari 2021   15:08 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini cerita saya, yang anggota keluarga serta pasangannya pernah menjadi pasien Covid-19.

Mendengar kabar bahwa adik saya positif Covid-19 pada bulan Oktober 2020, membuat saya dan keluarga kelimpungan.

"Kami harus berbuat apa untuk membantu adikku?"

"Bagaimana caranya agar adikku cepat ditangani oleh dokter?"

"Bagaimana kondisi sebenarnya adikku disana?"

Itulah sebagian pertanyaan yang ada di kepala, terlebih kami sekeluarga tinggal terpisah-pisah, adik saya di Jakarta, ibu dan saya di Yogyakarta serta Bapak di Jawa Tengah.

Sampai akhirnya dokter klinik perusahaan dan salah satu kerabat keluarga yang sedang bekerja di Jakarta membantu mengarahkan adikku untuk dapat masuk ke Wisma Atlit meskipun harus menunggu 2x24 jam setelah mendapatkan hasil SWAB test. Kurang lebih dua minggu adikku berada di Wisma Atlit akhirnya dia diperbolehkan untuk pulang.

Tidak beda dengan pasanganku yang bekerja di Rumah Sakit dan mendapat giliran melakukan SWAB test dari kantor, kemudian hasilnya positif Covid-19. 

Pada hari berikutnya, dia dirujuk ke Wisma Dharma Putra untuk mendapatkan perawatan oleh dokter. Setelah kurang lebih satu minggu, dia diperbolehkan pulang.

Dari dua cerita ini dapat disimpulkan bahwa Covid-19 merupakan penyakit yang bisa disembuhkan, bahkan dalam kurun waktu yang cukup singkat. Sayangnya, selain efek medis yang akan dirasakan oleh penyitas Covid-19, ada juga efek mental yang bersumber dari adanya stigma sosial di masyarakat tentang penyakit Covid-19 ini.

Bagi saya sendiri sebagai orang ketiga, melihat adik dan pasangan saya yang mendapatkan stigma di kantor dan lingkungan sosialnya sebab ia pernah menjadi pasien Covid-19 saya merasa sedih.

Dijauhi, ditolak, berbisik-bisik dibelakang bahkan dituduh sebagai penular jika ada orang di lingkungan mereka terkena Covid-19. Itulah beberapa perlakuan buruk yang didapatkan oleh adik dan pasangan saya sebagai penyitas Covid-19. Adanya perlakuan buruk itu sempat membuat adik dan pasangan saya menyesal melaporkan diri bahwa dia positif Covid-19.

Memang benar bahwa virus ini tingkat penularannya tinggi. Namun, jika kita disiplin dan mau memaksakan diri mengikuti protokol kesehatan 5M yaitu;

1. Mencuci tangan dengan baik dan benar, adapun menurut WHO cara mencuci tangan yang baik dan benar:

  • Basahi tangan dengan air, tuangkan sabun ke tangan.
  • Tangkupkan kedua tangan kemudian gosokkan sabun ke tangan.
  • Letakkan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari yang terjalin, kemudian gosokkan. Dan ulangi pada telapak tangan kiri.
  • Tangan kanan dan kiri saling menggenggam dan jari bertautan, kemudian gesekkan kedua genggaman tersebut agar sabun mengenai kuku dan pangkal jari.
  • Gosok ibu jari kiri dengan menggunakan tangan kanan dan sebaliknya.
  • Gosokkan jari-jari tangan kanan yang tergenggam di telapak tangan kiri dan sebaliknya.
  • Bilas dan keringkan.
  • Pastikan durasi cuci tangan selama 20 detik.

Utamakan cuci tangan dengan air mengalir daripada menggunakan handsanitaizer. Penggunaan handsanitaizer hanya pada kondisi mendesak dimana tidak ada sabun dan air mengalir. Selain itu, handsanitazer juga ada ketentuannya loh, minimal mengandung 60% alkohol. 

Memang benar saat ini ada banyak handsanitaizer dengan beragam varian wewangian, tetapi tetap utamakan fungsi dari handzanitaizer tersebut, jangan sampai karena tergoda wanginya yang enak sampai lupa tidak cek kandungan alkoholnya.

2. Menggunakan masker dengan baik dan benar, adapun tata caranya:

  • Cuci tangan dengan baik dan benar terlebih dahulu saat akan memakai masker.
  • Pastikan masker menutupi area hidung, mulut dan dagu. Jangan ada celah diantara masker dan wajah agar virus tidak masuk melalui sela-sela tersebut. Pastikan benar-benar menempel menutupi area hidung, mulut dan dagu. Jadi pilihlah masker yang sesuai dengan ukuran wajah, jangan terlalu besar juga terlalu kecil. Selain itu, bagi pengguna masker kain pastikan masker tersebut memiliki 3 layer agar cairan air liur tidak mampu menembus permukaan kain tersebut. Kesampingkan dahulu fashion, utamakan kesehatan.
  • Usahakan tidak bolak-balik melepas masker dan menyentuh bagian depan masker untuk menghindari adanya virus yang tertempel pada bagian depan masker pindah ke tangan ataupun sebaliknya.
  • Biasakan melepas masker dengan baik dan benar yaitu lepas masker dari talinya bukan dari bagian depan masker untuk menghindari adanya virus yang tertempel pada bagian depan masker pindah ke tangan ataupun sebaliknya.
  • Menjaga jarak, paling tidak satu sampai tiga meter.
  • Membatasi mobilitas, jika memang tidak begitu penting jangan keluar rumah.
  • Menjauhi kerumunan.

Adanya perasaan bingung, cemas dan takut memang wajar dirasakan oleh kita saat menghadapi virus baru ini. Namun, perasaan ini tidak lantas membenarkan kita untuk melakukan stigmatisasi kepada para penyitas Covid-19. 

Sebab, yang paling penting adalah bagaimana kita memproteksi diri dengan disiplin dan mau memaksakan diri melakukan 5M. Selain itu, kesadaran untuk aktif memperoleh informasi yang valid, akurat dan terpercaya akan menekan adanya rasa ketakutan yang berlebihan.

Di situasi saat ini, penting adanya kontrol diri terhadap perasaan bingung, cemas dan takut. Sebab, perasaan-perasaan tersebut yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan adanya tindakan tidak sadar yang mana justru akan merepotkan diri sendiri bahkan dapat menyakiti orang lain, seperti memberikan stigma kepada para pasien dan penyitas Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun