Realitanya tidak semua pertanyaan akan langsung terjawab atau bahkan akan ada banyak pertanyaan baru yang muncul mengalir seiring proses refleksi diri dan menulis.
Aku yang Sibuk Berproses
Rutinitas refleksi diri dan menulis gratitude journal saat pandemi membuatku semakin kenal dengan diriku sendiri bahkan yang selama ini tidak terprediksi. Tips: kejujuran dan berani terbuka dengan diri sendiri sangat penting untuk mensukseskan proses refleksi dan menulis gratitude journal. Hasil dari rutinitas ini membawaku pada semangat untuk melakukan aksi, sehingga apa yang sudah aku rutinitaskan tidak sia-sia atau hanya sekedar berada dunia ide belaka.
Paling tidak ada lima aksi yang aku lakukan untuk mewujudkan hasil refleksi diri;
1. Menulis dan Publikasi Artikel
Sudah sejak lama aku ingin belajar menulis yang baik dan benar. Sebab, dari kecil aku senang membaca buku, senang mengamati lingkungan sekitar dan overthinking. Beberapa artikel mengatakan menulis adalah salah satu cara mengeluarkan keresahan dan menyebarkan kebaikan. Karir menulis dan publikasiku berawal dari Instastory, kemudian ada banyak feedback positif dari teman-teman yang merasa terinspirasi dan senang dengan tulisan singkatku. Bahkan ada beberapa teman yang meminta bantuanku untuk belajar menulis. Feedback positif ini membangun kepercayaan diriku untuk bergerak ke tingkat yang lebih lagi. Kemudian, aku memberanikan diri naik level menulis di beberapa acara seperti Sekolah Riset Satu Kata yang saat itu sedang membuka kesempatan menulis pandemi, ikut serta penulisan buku Antologi Seluruh Guru BK di Indonesia, aktif di portal Kompasiana, kemudian saat ini aku sedang menantang diri untuk mengirimkan artikel ke portal Harakatuna.com.
2. Public Speaking dan Kemampuan Edit Video
Selain menulis, sedari dulu aku ingin memiliki keterampilan berbicara di depan umum dengan percaya diri. Awal mula aku tergerak untuk mulai belajar public speaking sebab aku mengikuti acara menulis pandemi dari Sekolah Riset Satu Kata kemudian aku diberi kesempatan untuk menjadi pembicara, saat itu aku tidak berani untuk menolak alhasil harus memaksakan diri untuk berbicara didepan umum meskipun hanya lewat layar handphone. Di akhir sesi, aku bener-bener merasa gagal karena bahasa yang aku gunakan tidak teratur belum lagi koneksi internet yang putus-putus. Tapi, ada peserta yang mengikuti acaraku tadi mengirimkan feedback positif terkait presentasiku melalui Instagram. Feedback itu membuat kepercayaan diriku meningkat dan aku tergerak untuk membuka channel Youtube. Selain untuk mendokumentasikan progres public speaking ku juga untuk berbagi topik-topik yang menarik bagiku seperti gaya hidup minimalis dan eksperimen pengembangan diri.
Setelah beberapa video Youtube ku ditonton oleh orang, ada banyak saran dan kritik yang aku terima. Kebanyakan seputar editing video dan kualitas suara yang kurang terdengar. Dari saran kritik itu aku mulai tergerak untuk belajar editing video dengan serius sampai saat ini.
3. Keterampilan Bermusik
Sejak SMP aku ingin sekali belajar alat musik, tetapi karena keterbatasan fasilitas jadi aku tidak berkesempatan untuk belajar alat musik. Setelah rutin melakukan gratitude journal aku mulai tergerak untuk memenuhi keinginanku belajar musik. Setidaknya ada satu alat musik yang aku kuasai. Pianika menjadi pilihan awalku belajar musik karena pianika relatif murah, saat ini aku sudah bisa beberapa lagu seperti lagu Happy Birthday, OST Game of Thrones, OST Harry Potter dan lagu Bella Ciao. Setelah terbiasa dengan pianika, aku menantang diri untuk belajar keyboard. Saat ini aku masih dalam tahap belajar pemula.