Mohon tunggu...
Berita UMS
Berita UMS Mohon Tunggu... Penulis - Dikelola oleh Bidang Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

UMS Unggul Mencerahkan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

ISETH 2023 UMS Bahas Tantangan dan Peluang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

5 Desember 2023   20:20 Diperbarui: 5 Desember 2023   21:08 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ums.ac.id, SURAKARTA -- Dalam menghadapi berbagai isu-isu global, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar The 9th International Summit on Science, Technology, Humanity (ISETH) Tahun 2023, dengan mengambil tema 'Challenge and Opportunity in Science and Technology Development' yang dilaksanakan secara blended, offline di Auditorium Moh. Djazman Kampus 1 UMS, dan disiarkan secara langsung melalui TVMu, TV UMS dan Zoom Meeting.

Dalam kesempatan itu, Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof., Dr., Bambang Setiaji, menyoroti perubahan ekonomi global yang tidak terduga.

"Globalisasi telah meningkatkan arus informasi, investasi, produk, manusia, teknologi, dan ilmu pengetahuan secara signifikan, sehingga mengarah pada kemakmuran global. Namun, hal ini belum secara efektif mengatasi kemiskinan di dalam dan antar negara," paparnya Selasa, (5/12).

Menurutnya, Tiongkok muncul sebagai teladan baru. Namun, kesuksesan Tiongkok tidak hanya disebabkan oleh model perekonomiannya, namun juga karena populasinya yang besar, lahan yang luas, dan perjuangan ekonominya, sehingga sulit untuk ditiru.

"Ini tidak lepas dari ekonomi digital, yang menjadi tempat berkembangnya monopoli dan oligarki karena pengguna tidak terbatas dan biaya marginal mendekati nol," tambah Guru Besar Bidang Ekonomi Pembangunan itu.

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, lanjutnya, merumuskan kebijakan strategis sangat lah penting.

Fokusnya harus pada ketahanan pangan dan kemajuan teknologi untuk mengimbangi perubahan demografi, yaitu dengan menerapkan konsep 'Kecil itu Indah': Menyederhanakan konsumsi agar selaras dengan kemampuan jutaan Small & Medium-Sized Enterprises (SMES) atau yang biasa dikenal sebagai Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang mendukung digital.

Dengan mengurangi permintaan akan barang dan jasa mewah yang tidak perlu, seperti telepon seluler dan fashion kelas atas, serta memilih alternatif yang lebih murah namun fungsional, maka UMKM dapat berpartisipasi secara lebih luas.

"Pendekatan ini dapat meningkatkan kesempatan kerja, mengurangi pengangguran, meningkatkan ketahanan perekonomian, dan yang terpenting, menciptakan perekonomian global yang lebih egaliter dan sejahtera," tegas Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah itu.

Moderator diskusi, Huda Kurnia Maulana, S.E., MBA., mengungkapkan rasa syukur karena diskusi pada hari ini dapat berjalan lancar.

"Hal yang dapat diambil dari diskusi ini adalah perspektif multidispilin, karena setelah ini akan ada conference yang topiknya macam-macam. Sehingga ini akan memberikan gambaran besar, terkait perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, sekaligus memantik peserta untuk konferensi berikutnya," ujar Huda.

Huda juga menyampaikan kembali pemaparan dari Prof., Bambang yang menyampaikan berbagai tantangan ekonomi. Paparannya tersebut spesifik tentang kekuataan dunia yang mengalami pergeseran tidak hanya ekonomi, tapi juga digital ekonomi karena kekuatan digital.

Kemudian dalam ISETH ke 9 UMS, Associate Deputy Vice-Chancellor for Research and Innovation, Federation University Australia, Prof., Syed Islam, lanjut Huda, menyampaikan sangat mendalam terkait renewable energy atau energi terbarukan.

"Pada akhir speech sangat bagus Prof Syed Islam mengungkapkan bahwa, okey kita masih yang belum tau jadi perlu menutup gap education kalau nanti ada permintaan renewable energy yang besar kita bisa memenuhinya," kata Dosen FEB UMS itu.

Huda mengungkapkan, ini menjadi reminder atau pengingat bagi peserta, bahwa perspektif multidisiplin akan membuka wawasan peserta. (Fika/Humas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun