Mohon tunggu...
Umsida Menyapa
Umsida Menyapa Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Humas Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada 5 Penyakit yang Muncul Saat Perubahan Musim dan Cara Mencegahnya

8 Januari 2024   08:58 Diperbarui: 8 Januari 2024   09:00 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Gangguan pernafasan / ISPA 

Perubahan musim mempengaruhi kesehatan secara langsung, karena dampak cuaca ekstrim, seperti gelombang panas, badai debu atau banjir, dan secara tidak langsung, melalui perubahan iklim yang menyebabkan perubahan tingkat alergen, musim alergen yang berkepanjangan, memburuknya kualitas udara dan terjadinya infeksi virus yang menular. dan penyakit yang ditularkan melalui vektor. 

Pasien dengan penyakit pernafasan kronis termasuk kelompok paling rentan terhadap dampak buruk perubahan iklim. Secara khusus, pasien yang sudah mengalami gangguan fungsi paru akibat asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), kanker paru, atau penyakit paru interstisial dianggap sangat rentan terhadap perubahan cuaca dan kondisi ekstrem, dengan peningkatan risiko eksaserbasi misalnya batuk, mengi, sesak nafas, kesulitan bernapas).

Lihat juga: Intip Manfaat Penciptaan Brand Image, Atmosfer, dan Kepuasan Pelanggan untuk Mendapat Loyalitas Konsumen

  1.  Gangguan pencernaan 

Masalah pencernaan seperti diare dan thypoid fever/tifus juga mengancam selama masa pancaroba ini. Perubahan musim dapat mempengaruhi sistem gastrointestinal (GI) dalam banyak cara. Peningkatan curah hujan dan banjir mungkin berhubungan dengan peningkatan infeksi pencernaan dan hepatitis. Perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan mikrobiota usus, yang dapat berdampak pada pola penyakit gastrointestinal. 

  1.  Dengue Haemorrhagic Fever/Demam Berdarah 

Nyamuk Aedes Aegypti merupakan jenis nyamuk yang membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Gejala demam berdarah pada umumnya berupa demam tinggi yang turun pada hari ketiga namun akan naik kembali, mual, muntah, nyeri kepala, badan pegel linu, serta dapat disertai munculnya bintik-bintik merah dikulit, gusi berdarah atau mimisan. Selama musim hujan potensi genangan meningkat dan hal tersebut akan meningkatkan risiko tumbuhnya jentik nyamuk Aedes Aegypti.

  1.  Perubahan psikologis

Selain risiko penyakit fisik, perubahan cuaca ekstrim dapat menimbulkan perubahan psikologis. Perubahan iklim kemungkinan besar berdampak pada kesehatan mental dalam banyak hal. Kekeringan, banjir, kenaikan permukaan laut, peningkatan suhu lingkungan dan dampak lain dari perubahan iklim dapat meningkatkan tekanan psikologis melalui banyak mediator. Mediator-mediator ini antara lain adalah ketegangan ekonomi, tekanan migrasi dan akulturasi, penurunan modal sosial, dan peristiwa traumatik. 

Lihat juga: Rahasia Sukses Kelola Perbankan Simak Buku Karya Dosen Umsida Ini

Upaya untuk meningkatkan kesiapan dan kewaspadaan menghadapi perubahan musim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun