Mohon tunggu...
Umsida Menyapa
Umsida Menyapa Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Humas Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kunci Sukses 6F

30 Desember 2023   12:51 Diperbarui: 31 Desember 2023   07:05 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim) Dr Muhammad Sholihin Fanani MPSDM menjelaskan arti kesuksesan kepada dosen dan tenaga kependidikan (tendik) Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), di acara kajian siang FPIP, Rabu (27/12/2023).

Bertempat di Masjid At Tuba Kampus 3 Umsida, Sholihin menjelaskan bahwa sukses itu selalu melibatkan banyak orang. Dengan kata lain, tidak ada sukses sendirian.

"Contoh paling sederhana, anda memasak nasi. Ada ribuan orang yang membantu," ujarnya.

"Ada orang yang menanam, ada yang menyirami sampai memanen, masih ada yang menggiling, belum lagi pabrik rice cookernya, ribuan orang terlibat hanya dalam memasak nasi," lanjutnya.

Dia menegaskan bahwa sangat tidak pantas manusia menyombongkan diri lantaran mampu melakukan segalanya sendiri sampai berada di titik kesuksesan, padahal, untuk memasak nasi saja yang terlibat bisa mencapai ribuan orang.

Sholihin menerangkan untuk mencapai kesuksesan, kita harus berdoa. Ia menceritakan tentang salah satu sahabat Rasulullah yang tiba-tiba selalu ke masjid datang lebih awal pulang lebih akhir.

Baca Juga: 6 Kunci dalam Islam untuk Menjadi Orang Sukses

Rasulullah bertanya, "Kamu sekarang sering ke masjid datang lebih awal pulang lebih akhir, ada apa gerangan?"

Dia menjawab, "Ya Rasulullah, saya ini sumpek Ya Rasulullah, ingin marah tapi tidak tahu penyebabnya apa, rumah tangga saya berantakan, pekerjaan saya juga berantakan ya Rasulullah."

Lalu Rasulullah menyarankan sebuah doa, "Maukah kamu aku ajari doa? Doa ini bisa menyelesaikan semua masalahmu, bacalah setiap pagi dan petang nanti satu pekan kamu kembali kepadaku lagi."

Dalam tulisan latin, doanya berbunyi:
Allohumma innii a'uudzubika minal hammi wal hazani wa a'uudzubika minal 'ajzi walkasali, wa a'uudzubika minal jubni wa bukhli, wa a'uudzubika min gholabatid-daini wa qohrirrijaal.

Artinya: "Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada keluh kesah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu dari lemah kemauan dan malas, Aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan kikir, Aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan utang dan kezaliman manusia." (HR Abu Dawud 4/353).

Sholihin melanjutkan ceritanya, "Satu pekan kemudian dia kembali kepada Rasulullah dan alhamdulillah wajahnya berubah sudah menjadi lebih cerah." terangnya.

Dari cerita itu, beliau menyarankan para dosen dan tendik FPIP Umsida untuk menerapkan doa tersebut setiap pagi dan petang, lalu meminta mereka untuk melihat perubahan apa yang akan terjadi sepekan ke depan.

Sholihin menyarankan para dosen agar lebih bersabar dalam pekerjaannya karena dosen juga termasuk pendakwah, yaitu berdakwah dengan latar belakang Pendidikan masing-masing.

Dalam bersabar, Sholihin menegaskan pekerjaan dosen, "Dosen itu pekerjaannya ada tiga, administrasi, motivasi dan inspirasi. Lakukan saja ini," terangnya.

"Nomor 4 vakasi," imbuhnya sambil diikuti riuh tawa jamaah dosen dan tendik FPIP.

Kunci Sukses 6F

Menyambung kesuksesan dalam bekerja, selain dengan berdoa, Sholihin menyebutkan kunci sukses dengan 6F.

F yang pertama adalah focus, untuk sukses, focus pada pekerjaan, focus pada tujuan sangat menentukan kesuksesan hidup.

"F yang kedua, Fast. Kecepatan bisa mengalahkan ketepatan," terangnya. "F ke-tiga, Fight. Kita harus punya jiwa petarung yang tidak pernah mengenal lelah," ujarnya.

"F ke-empat adalah Fun. Kita harus senang dalam bekerja, senang melakukan apapun dalam pekerjaan kita karena kalau kita senang, semua jadi lebih mudah," imbuhnya.

"F ke-lima, Flexible, artinya luwes, selalu ada alternatif. Kalau tidak bisa dengan cara ini, bisa pakai yang lain. Jika tidak bisa begini, bisa dengan cara yang lain, luwes," paparnya.

Baca Juga: Menjelang Tahun Baru 2024, Ramalan VS L'Avenir

Dan F yang terakhir, kata Sholihin, adalah Friendly, yaitu ramah, berteman dengan semuanya dan tidak ada musuh.

"Semua orang itu bermanfaat sesuai dengan karakternya masing-masing," tukasnya.

Ditulis oleh: Dian Rahma Santoso

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun