Mohon tunggu...
Umsida Menyapa
Umsida Menyapa Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Humas Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ini Cerita Alumni Umsida yang Mendapatkan Beasiswa Penuh S2

30 September 2023   08:40 Diperbarui: 30 September 2023   08:45 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabar menggembirakan datang dari program studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Salah satu alumninya bernama Mohammad Imam Muchyddin ST mendapatkan beasiswa penuh dari BPI Kemendikbudristek untuk melanjutkan studi pada jenjang S2 di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS).

Di luar keinginan besarnya untuk lanjut studi, Imam juga mendapatkan dukungan penuh dari dosen pembimbingnya yakni Indah Sulistiyowati ST MT dan Dr Ir Jamaluddin MM. "Ketika saya menyampaikan keinginan saya untuk lanjut studi, mereka mendukung penuh saya. Beliau berpesan agar saya tetap semangat dan benar-benar niat untuk melanjutkan studi," ujarnya.

Baca juga: Kuliah Perdana FBHIS: Mahasiswa Diharapkan Bisa Mendukung Masa Depan Keuangan Indonesia

Dan benar, lanjutnya, Imam memulai daftar S2 sejak Desember tahun lalu bisa terwujud sekarang. Tapi juga ada beberapa kegagalan yang terjadi. "Awalnya saya berambisi untuk mendapatkan LoA dari kampus impian saya. Lalu saya mencoba jalur reguler karena saya belum mendapatkan beasiswa. Setelah itu dia mengajukan surat untuk tunda studi di tahun depan, barulah saya mencari programnya," lanjut Imam.

Ada tiga jalur beasiswa yang Imam coba 

Dok Istimewa
Dok Istimewa

Yang pertama yaitu LPDP yang iya jajal sekitar Februari tahun lalu. Namun Saat berada di tahap akhir Imam gagal karena nilainya yang sedikit dibawa standar passing grade. 

Lalu, Imam juga mengikuti seleksi BPI (Beasiswa Pendidikan Indonesia) yang berada di bawah naungan Kemendikbudristek namun sumber pendanaan berasal dari LPDP. Dalam seleksi BPI ini, Imam memilih skema mahasiswa prestasi atau Beasiswa Indonesia maju (BIM). Salah satu syarat untuk mendaftar ini minimal harus mempunyai prestasi di tingkat nasional atau internasional.

"Alhamdulillah saya dulu memiliki sertifikat nasional dari Kemendikbud yaitu KMHE, dan satu lagi sertifikat dari Shell saat saya mendampingi teman-teman IMEI di Mandalika," lanjut alumni lulusan 2021 ini.

Baca juga: Capacity Building PDM Sidoarjo Bahas Wasiat KH Ahmad Dahlan

Setelah itu, Imam juga melengkapi berkas administrasi dengan teliti seperti essay, portofolio, prestasi, dan lainnya. Namun seusai mengumpulkan berkas, Imam tidak menerima informasi lebih lanjut dari pihak BPI. Dari situlah Imam beranjak ke program lain bernama beasiswa unggulan. Ia mendaftar untuk berjaga-jaga ketika ia gagal di beasiswa BPI tadi.

Di beasiswa ini, kuota mahasiswa yang diterima lebih sedikit, namun memiliki peminat yang sama-sama masif dengan beasiswa lainnya. Dan lagi-lagi, Imam gagal di tahap akhir seleksi beasiswa. Hal ini disinyalir karena sejak awal Imam memilih untuk tunda studi. Sedangkan pada beasiswa ini mahasiswa harus memasuki perkuliahan 1 bulan setelah pencairan dana.

Setelah ia gugur di dua program, Imam sempat menyerah dan mengadu kepada dosen pembimbingnya. Namun dorongan semangat dari beliau, Imam kembali bangkit dan masih berharap pada beasiswa BPI.

Baca juga: Dosen Umsida Tentang Siswa SD Buta Akibat Dicolok Kakak Kelas, Harap Edukasi Gender Ditegaskan

Kebanggaan diri sendiri dan kerabat

Dan akhirnya, pada 27 September lalu ia menerima pengumuman yang menyatakan bahwa ia diterima program S2 di ITS, tepatnya di program studi Teknik Sistem Tenaga. Untuk informasi lebih lanjut tentang pelaksanaan perkuliahan, Imam akan mengikuti sosialisasi minggu depan. Disitulah ia bisa memutuskan akan langsung melakukan perkuliahan atau sesuai dengan masa tunda studinya, yakni bulan Februari tahun depan. Sempat menyerah dengan beasiswa BPI, perjuangan dan kegagalan Imam terbayar lunas di tahun ini.

"Sejujurnya saya tidak memberitahu orang-orang termasuk keluarga saya kalau saya melanjutkan studi. Jadi saya mendaftar secara diam-diam dan dibantu oleh dosen pembimbing saya. Hingga setelah saya diterima S2, saya memberitahu mereka dan benar saja, mereka senang dan bangga atas pencapaian saya. Begitu juga dengan saya, Alhamdulillah saya bisa melanjutkan studi S2 melalui dukungan penuh dari Kemendikbudristek setelah timeline dari BPI yang cukup lama," pungkasnya dengan bahagia.

Baca juga: Lembaga Sertifikasi Profesi Umsida Diakui BNSP Terstandar Nasional

Penulis: Romadhona S.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun