Peristiwa itu, kata Hidayatulloh, merupakan ayat kauniyah. "Termasuk juga peristiwa-peristiwa lain di berbagai belahan dunia ini harus menjadi pelajaran bagi kita, tak terkecuali berbagai peristiwa yang ada di dalam negeri kita itu harus menjadi ayat-ayat Allah yang perlu kita pahami," jelasnya.
Bapak tiga anak itu mengajak jamaah ahad pagi untuk memahami ayat di dalam Alquran dan hadis nabi SAW akan bagaimana ikhtiar untuk mewujudkan bangunan masyarakat yang baik sesuai dengan tema kajian yaitu menuju Khaira Ummah.
"Ada istilah dalam Alquran yaitu komunitas masyarakat yang terbaik, ada karakteristik dari sifat-sifat yang meniscayakan lahirnya umat yang terbaik," tuturnya pada jamaah.
Beliau lantas mengutip Al Quran surat Ali Imran ayat 110 yang artinya: "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik."
Hidayatulloh menambahkan, "Kata Allah, kuntum khaira ummatin, kamu semua adalah umat yang terbaik yang dihadirkan untuk seluruh manusia," ujarnya menekankan potongan kutipan ayat tersebut.
"Syaratnya ada tiga, memerintah kepada kebaikan, mencegah dari berbagai macam bentuk kemungkaran, dan selalu menjaga imannya kepada Allah," terangnya.
Untuk menelaah lebih jauh agar menjadi umat yang terbaik, terang Hidayatulloh, ada beberapa karakteristik yang harus dipenuhi, salah satunya konsep tauhid keyakinan. Ia juga menyarankan agar umat islam, khususnya warga Muhammadiyah Gedangan untuk selalu kompak, solid, dan tidak mudah terpecah belah.
"Supaya betul-betul kuat dan solid, kesatuan kita ini harus dibangun atas dasar keyakinan yang sangat kuat atas dasar nilai-nilai dan prinsip-prinsip menurut agama Islam," paparnya.
Selanjutnya, Hidayatulloh mengajak para jamaah untuk meningkatkan kedisiplinan. Ia lantas bertanya pada jamaah, "Bapak ibu sekalian kalau kita diundang pukul delapan apakah kita dating jam delapan?" tanyanya sambil dijawab tidak oleh jamaah dengan tawa campur sesalnya.
Baca juga:Â Wajah Baru FPIP Umsida, Berprestasi dan Menginspirasi
"Kalau kita belum bisa mengatur waktu, disiplin, maka itu belum bisa menjamin kita tampil sebagai khoiro ummah," jelasnya.