Dosen prodi Psikologi Umsida tersebut menjelaskan tentang tahapan perilaku seperti membunuh itu muncul dalam diri seseorang menurut Choice Theory.
Tahap pertama saat sebuah informasi diterima oleh panca indra. Tahap kedua informasi ini kemudian akan masuk pada knowledge filter seseorang.Â
"Pada tahap ini, sistem pengetahuan akan menyaring mana informasi yang sudah dipahami, kurang dipahami, atau yang tidak sama sekali dipahami," jelasnya.
Lalu di tahap ketiga, informasi yang dipahami tersebut akan diterima oleh value filter seseorang.Â
Saringan nilai seseorang inilah yang akan membandingkan informasi yang dia pahami sudah sesuai dengan kebutuhan dasar yang dia miliki saat ini ataukah tidak.Â
"Nah yang sesuai dengan kebutuhan dasar akan melahirkan emosi yang positif seperti bahagia. Tapi yang tidak sesuai akan melahirkan emosi negatif seperti kecewa ataupun marah," terang Wakil Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) itu.
Emosi negatif ini akan semakin kuat saat informasi yang dia dapat berbeda jauh dengan kebutuhan dasarnya.Â
Lantas Dr Eko menjelaskan tentang lima kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan hidup, kebutuhan mencintai dan disayangi, kebutuhan untuk bebas, kebutuhan berkuasa, dan kebutuhan untuk bersenang-senang.Â
Perbandingan antara kenyataan dengan kebutuhan dasar ini memunculkan frustasi yang menjadi tahap keempat sebelum munculnya perilaku.Â
Frustasi mendorong tahap terakhir yaitu perilaku. Semakin tinggi rasa frustrasi seseorang akan membuat pilihan perilakunya menjadi semakin buruk.
Menurut konsep choice theory, Dr Eko berkata bahwa sistem nilai tidak berhubungan dengan baik buruk atau benar salah tapi berhubungan dengan kebutuhan dasar ini.Â