Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tanggapi Kasus Study Tour, Dosen Umsida: Kegiatannya Cenderung Kontraproduktif

26 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 25 Desember 2024   16:50 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2024 menjadi tahun yang cukup kelam karena ada banyak sekolah yang mengalami kejadian buruk ketika mengantarkan siswa-siswi mereka dalam kegiatan study tour yang kebanyakan dilaksanakan di luar kota.

Lihat juga: Asah Kemampuan Menjadi Tour Guide, Bahasa Inggris Umsida Praktik di Yogyakarta

Yang paling parah adalah kejadian kecelakaan bus study tour yang memakan banyak korban, bahkan hingga meninggal dunia.

Sebut saja peristiwa rombongan SMAN 1 Sidoarjo yang telah melakukan kunjungan tiga hari ke dua kampus di Yogyakarta. Kecelakaan yang terjadi di tol Solo-Kertosono itu menewaskan dua orang, satu guru dan satu siswa, sedangkan 22 korban lainnya mengalami luka.

Lau yang terbaru, rombongan siswa dari SMP Islam Terpadu dari Gunung Putri Bogor yang hendak study tour ke Kampung Inggris Pare, Kediri. Kejadian ini menewaskan empat korban dan lainnya luka-luka.

3 Perspektif Kasus Study Tour

Dari dua contoh kasus itu, dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Niko Fediyanto SS MA, menanggapi kasus tersebut dari tiga perspektif.

"Bagi saya yang pertama dari perspektif umat beragama, ini adalah musibah yang tak terhindarkan dan harus dipahami sebagai peringatan agar kita semakin berhati-hati dan mawas diri," kata Niko, sapaannya.

Kedua, imbuh Niko, dari segi keselamatan transportasi, ini sangat patut disesalkan karena kejadian serupa sudah beberapa kali terjadi dan penyebabnya adalah lemahnya kontrol otoritas terhadap standar keselamatan transportasi. 

"Ketiga, dari perspektif budaya, tradisi study tour (atau apapun sinonimnya) yang saat ini ada seharusnya bisa diformat ulang dengan lebih baik oleh penyelenggara pendidikan," ujarnya.

Karena dari kacamata Niko, kegiatan ini lebih lebih dominan menjadi ajang "jalan-jalan" dan belum tentu efektif dalam menunjang capaian pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun