Memang dalam hidup keseharian seorang manusia menangkap berbagai fenomena warna, suara, bau, tekstur, dan rasa yang dapat ditangkap oleh indera. Secara default hal ini sudah cukup bagi manusia untuk bisa survive dalam kehidupan sehari-hari, tanpa harus bisa menangkap hal-hal di luar batasan indera.Â
Namun, bagi mereka yang menggeluti dunia pengetahuan untuk mendapatkan insight yang lebih mendalam tentang sesuatu hingga pada level hakikat, baik untuk pendalaman intelektual maupun spiritual, maka hal-hal yang di luar batas indera menjadi kebutuhan untuk diketahui dan dipahami.
Untuk dapat memperoleh informasi tentang matahari yang lebih insightful, dengan berbagai keterbatasan mata, bisa diatasi dengan mengurangi intensitas kekuatan matahari yang sampai pada mata dengan menggunakan alat bantu berupa kacamata hitam atau teleskop yang termodifikasi sedemikian rupa agar mata pengamatnya tidak rusak.
Demikian juga halnya dengan kemampuan manusia untuk melihat jarak yang sangat jauh. Untuk dapat melihat objek yang tak dapat dipandang mata karena sangat jauhnya, manusia mengembangkan pembesaran jarak jauh berupa teleskop yang mampu memandang hingga melintas cakrawala dan menembus gugusan galaksi dengan teleskop James Webb.Â
Sama juga untuk melihat benda terdekat dengan diri manusia seperti mikroba/jasad renik di sekitarnya dan yang ada dalam tubuh manusia sendiri. Mata manusia tidak memiliki perbesaran mata sampai pada level mikroskopik karena lensa mata manusia sangat terbatas dalam hal pembesaran lensanya.Â
Namun ia bisa dibantu dengan mikroskop, sehingga manusia pun bahkan bisa mengetahui "kehidupan" di bawah subatomik.Â
Keterbatasan dan treatment ini juga dialami oleh indera yang lainnya baik itu pendengaran, penciuman, perabaan, pengecapan. Untuk bisa mendengar suara yang berada di bawah atau di atas standar kemampuan pendengaran juga dilakukan dengan perlengkapan yang memadai.Â
Untuk mendeteksi suara yang berada di bawah maupun di atas ambang batas pendengaran manusia, ada beberapa alat yang umum digunakan alat seperti Mikrofon Ultrasonik untuk mendeteksi frekuensi di atas 20 KHz, yang sering disebut sebagai suara ultrasonik untuk memantau suara kelelawar, memeriksa getaran mesin, dsb. Â
Mikrofon Infrasonik digunakan untuk menangkap suara dengan frekuensi di bawah 20 H yang dikenal sebagai infrasonik untuk mendeteksi aktivitas seismik, tsunami, aktivitas vulkanik, dan lainnya yang menghasilkan suara infrasonik.Â
Lihat juga: Karamah dalam Perspektif Tasawuf Muhammadiyah, Keajaiban atau Kedekatan Spiritual?
Berikutnya ada Hydrophone, merupakan mikrofon khusus untuk mendeteksi suara di bawah air, yang bisa berada di luar jangkauan pendengaran manusia.Â