Mereka bukan hanya mengenal Allah secara teori, tetapi mengalami kehadiran-Nya secara nyata dalam hati dan kehidupan sehari-hari. Karena itu kemudian Ridha Allah adalah puncak dari semua amal dan ibadah seorang hamba.Â
Ketika Allah ridha kepada seorang hamba, maka hamba tersebut mendapatkan ketenangan batin, kepuasan jiwa, dan ketentraman hati. Ini adalah karamah tertinggi karena ridha Allah adalah tujuan akhir dari segala usaha dan perjuangan seorang hamba di dunia.
Dalam konteks ini, Muhammadiyah memahami bahwa karamah tertinggi tercermin dalam kemampuan seorang hamba untuk tetap istiqamah (konsisten) dalam iman dan amal saleh, meskipun dihadapkan pada berbagai ujian dan godaan dunia.Â
Orang yang istiqamah dalam kebaikan mendapatkan perlindungan dan bimbingan langsung dari Allah, yang merupakan bentuk karamah yang sangat tinggi. Kemudian mendapatkan husnul khatimah, yaitu meninggal dunia dalam keadaan beriman dan dalam kebaikan, adalah salah satu karamah tertinggi.Â
Seorang hamba yang meninggal dunia dengan membawa iman yang kuat dan amal yang saleh, serta dalam keadaan mendapat ridha Allah dan ia ridha kepada-Nya, telah mencapai puncak karamah dalam kehidupannya.
Karamah tertinggi juga bisa dilihat dari kemampuan seorang hamba untuk menjadi teladan dan membimbing orang lain menuju jalan Allah. Mereka yang diberi karamah ini dapat mempengaruhi hati dan pikiran orang lain, mengajak mereka ke arah kebaikan, dan membawa mereka lebih dekat kepada Allah.
Muhammadiyah memandang bahwa karamah, dalam bentuk apapun, harus selalu dipandang sebagai anugerah dari Allah dan bukan tujuan utama dalam hidup. Tujuan tertinggi dari seorang hamba adalah mencapai ridha Allah dan mengenal-Nya dengan sebaik-baiknya.Â
Oleh karena itu, karamah tertinggi dalam tasawuf Muhammadiyah adalah ketika seorang hamba mencapai puncak kedekatan dengan Allah dan menjalani kehidupan yang penuh dengan ketakwaan, kesabaran, dan keikhlasan.Â
Lihat juga: Asal Mula Kehidupan dalam Surat Al-Baqarah oleh Dosen Umsida
Ia senantiasa istiqamah dalam beribadah sehingga ia mendapatkan ridha-Nya dalam menjalankan kehidupan duniawi secara bersahaja dalam rutinitas hidup sehari-hari, dalam amal usaha pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan dan amal usaha penuh berkah lainnya. Inilah karamah dalam tasawuf Muhammadiyah.
Penulis: Kumara Adji KusumaÂ