Begitu juga dalam dunia kedokteran gigi, mahasiswa harus bisa menggunakan teknologi untuk menciptakan inovasi di dunia kesehatan gigi.
"Kalian harus bisa lebih pintar daripada bapak dan ibu dosen yang mengajar kalian saat ini. Kalian nanti akan tumbuh dan berkembang dengan teknologi yang luar biasa," kata Dr Nur.
Selain itu, maba FKG Umsida juga harus bisa membangun tim untuk berkembang bersama. Menurutnya, sudah tidak zamannya anak-anak muda bekerja sendiri-sendiri, melainkan bersatu dan berkolaborasi.
"Misalnya kalian yang sudah menguasai teori tentang gigi. Saat kalian membuat inovasi, tentu kalian membutuhkan orang lain yang memang sudah ahli di bidangnya agar inovasi kalian bisa dirasakan banyak orang," katanya.
Catatan pendidikan masa depan
Dengan begitu, imbuh Dr Nur, ada beberapa hal yang menjadi catatan untuk generasi muda khususnya mahasiswa.
"Yang pertama kita harus mampu menjaga dan memastikan generasi selanjutnya bisa berlari kencang dalam hal inovasi. Yang kedua, mahasiswa harus bisa menguasai lingkungan dengan analisis yang tajam di berbagai kasus, seperti kemiskinan, penderitaan, ketidakadilan, dan lainnya,".
Dr Nur berpesan agar mahasiswa lebih sering berbaur dengan lingkungan dan peka terhadap mereka. Dengan begitu, mereka bisa sadar akan sesuatu yang perlu diperbaiki atau dikembangkan lagi.
Dari kepekaan tersebutlah mahasiswa mampu meneropong dan membawa masyarakat Indonesia dengan kebahagiaan dan kesejahteraan.
"Pendidikan itu tak hanya sekedar pintar dan pengetahuan saja,tapi juga memiliki hati dan otak yang seimbang atau yang biasa disebut konsep Ulul Albab, yaitu berpikir dengan baik dengan hati yang jernih" ucapnya.
Untuk menggapai apa yang diinginkan, Â dosen FAI itu memberitahu mahasiswa bahwa mereka harus mampu menyusun strategi dan tujuan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan dibarengi dengan refleksi diri.