"Bisnis plan sangat diperlukan untuk menjaga agar bisnis tetap berjalan dengan baik dan mengantisipasi risiko yang mungkin muncul," lanjutnya.Â
Menurut Mas Oetarjo, rencana bisnis meliputi pengelolaan keuangan, perencanaan pemasaran, dan manajemen produksi. Misalnya dalam aspek keuangan, penting untuk memperhatikan arus kas agar bahan baku tidak menumpuk dan menyebabkan kerugian.
Sedangkan dalam pemasaran, pelaku UMKM harus memanfaatkan platform digital seperti media sosial untuk mempromosikan produk mereka secara lebih luas.Â
Respon Positif Wirausaha UMKM
Sosialisasi ini mendapatkan respon positif dari warga, terutama saat sesi tanya jawab. Salah satu peserta, Rozaki, mengungkapkan kendala yang dihadapi oleh UMKM di Kedungpeluk, seperti masalah keuangan dan belum tersedianya sertifikat halal.Â
"UMKM di Kedungpeluk ini masalah utamanya adalah keuangan, dan ada juga yang belum memiliki sertifikat halal," ujarnya.Â
Lihat juga: Dukung UMKM Naik Kelas, Umsida Tuntaskan 5 Pelatihan
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Desa Kedungpeluk menambahkan bahwa banyak pelaku UMKM di desa tersebut belum memahami strategi pemasaran yang efektif untuk mengembangkan produk mereka.Â
"Kami berharap KKN-T Umsida bisa terus memberikan bimbingan kepada warga dalam hal pemasaran dan digitalisasi," ucapnya.
Salah satu contoh UMKM yang telah berhasil adalah usaha sambel pecel milik Kholifatur yang sudah bersertifikat halal dan bahkan sudah dipasarkan hingga ke Malaysia.Â
"Pecel kami bisa sampai ke Malaysia berkat bantuan dari Muhammadiyah dalam program UMKM," kata Bu Kholifatur.Â